Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Berau melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah gudang sembako dan mini market di Tanjung Redeb dan sekitarnya, untuk memastikan stok sembako tersedia hingga tiga bulan mendatang.
Kepala Bidang Perdagangan, Diskoperindag Berau, Ayub Panggandongan, didampingi Kasi Perlindungan Konsumen dan Metrologi, Kadir, di sela-sela sidak di gudang UD Simpati di Jalan Durian III, Tanjung Redeb mengatakan, kendala stok sembako di Berau tak lain masalah bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Redeb.
"Barang tidak boleh dibongkar pemilik, tetapi harus dibongkar oleh buruh pelabuhan," ujar Ayub.
Hal ini yang membuat barang langka di pasaran, "Jadi sebenarnya kita nggak pernah mengalami kelangkaan barang, termasuk semen. Hanya saja proses bongkar barang yang lama," kata Ayub.
Dijelaskannya jika di pasaran mulai langka, sehingga harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, apa pun jenisnya, dan proses pengiriman dan bongkar barang di pelabuhan Tanjung Redeb terkadang memakan waktu kurang lebih satu bulan, dan inilah kendala proses pendistribusian sembako di Berau.
Sementara pengecer cukup cerdik, sambung Ayub, begitu membaca kondisi sembako di pasaran mulai langka, mereka memulai menaikkan harga, dengan dalih jenis sembako yang dijualnya mengalami kelangkaan.
Disebutkan Ayub, saat ini jumlah tenaga buruh pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Redeb ada 240 orang, dibagi empat kelompok, masing-masing kelompok ada 60 orang.
"Jadi saya rasa cukup lah dengan tenaga yang ada sekarang, " ucapnya.
Sementara itu, Tonny, pengelola gudang UD Simpati yang ada di Durian III, Tanjung Redeb, mengatakan, keterlambatan bongkar barang ini bisa mengakibatkan barang lebih cepat kedaluwarsa.
"Kalau saja diperbolehkan membongkar sendiri, saya optimistis tidak akan terjadi kelangkaan sembako atau kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.
Biasanya, lanjut Tonny, distributor menaikkan harga bukan karena lambannya proses bongkar, tetapi tergantung harga barang yang ada di Surabaya, Sulawesi atau bahkan dari Jakarta. "Kalau dari sananya naik, ya terpaksa kami naikkan harganya," ujar Tonny.
Sementara itu Kadir kepada wartawan juga mengatakan, bahwa untuk kebutuhan sembako hingga tiga bulan ke depan terbiilang aman.
Pasalnya, menurut pantuan Diskoperindag, stok sembako yang ada di beberapa gudang distributor cukup.
Misalnya, stok gula yang ada saat ini 150 ton, tepung terigu 210 ton, sementara stok beras di pergudangan distributor tercatat 377 ton.
"Jadi saya rasa cukup aman sampai tiga bulan mendatang," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Kepala Bidang Perdagangan, Diskoperindag Berau, Ayub Panggandongan, didampingi Kasi Perlindungan Konsumen dan Metrologi, Kadir, di sela-sela sidak di gudang UD Simpati di Jalan Durian III, Tanjung Redeb mengatakan, kendala stok sembako di Berau tak lain masalah bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Redeb.
"Barang tidak boleh dibongkar pemilik, tetapi harus dibongkar oleh buruh pelabuhan," ujar Ayub.
Hal ini yang membuat barang langka di pasaran, "Jadi sebenarnya kita nggak pernah mengalami kelangkaan barang, termasuk semen. Hanya saja proses bongkar barang yang lama," kata Ayub.
Dijelaskannya jika di pasaran mulai langka, sehingga harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan, apa pun jenisnya, dan proses pengiriman dan bongkar barang di pelabuhan Tanjung Redeb terkadang memakan waktu kurang lebih satu bulan, dan inilah kendala proses pendistribusian sembako di Berau.
Sementara pengecer cukup cerdik, sambung Ayub, begitu membaca kondisi sembako di pasaran mulai langka, mereka memulai menaikkan harga, dengan dalih jenis sembako yang dijualnya mengalami kelangkaan.
Disebutkan Ayub, saat ini jumlah tenaga buruh pelabuhan di Pelabuhan Tanjung Redeb ada 240 orang, dibagi empat kelompok, masing-masing kelompok ada 60 orang.
"Jadi saya rasa cukup lah dengan tenaga yang ada sekarang, " ucapnya.
Sementara itu, Tonny, pengelola gudang UD Simpati yang ada di Durian III, Tanjung Redeb, mengatakan, keterlambatan bongkar barang ini bisa mengakibatkan barang lebih cepat kedaluwarsa.
"Kalau saja diperbolehkan membongkar sendiri, saya optimistis tidak akan terjadi kelangkaan sembako atau kebutuhan pokok lainnya," ujarnya.
Biasanya, lanjut Tonny, distributor menaikkan harga bukan karena lambannya proses bongkar, tetapi tergantung harga barang yang ada di Surabaya, Sulawesi atau bahkan dari Jakarta. "Kalau dari sananya naik, ya terpaksa kami naikkan harganya," ujar Tonny.
Sementara itu Kadir kepada wartawan juga mengatakan, bahwa untuk kebutuhan sembako hingga tiga bulan ke depan terbiilang aman.
Pasalnya, menurut pantuan Diskoperindag, stok sembako yang ada di beberapa gudang distributor cukup.
Misalnya, stok gula yang ada saat ini 150 ton, tepung terigu 210 ton, sementara stok beras di pergudangan distributor tercatat 377 ton.
"Jadi saya rasa cukup aman sampai tiga bulan mendatang," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012