Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Bupati Berau Drs H Makmur HAPK mengancam memutuskan hubungan kerja dengan pihak kontraktor jika tak sanggup melaksanakan tanggung jawab menangani kebersihan Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD).
"Jika pihak kontraktor yang menangani kebersihan merasa tak sanggup melaksanakan tanggung jawabnya, segera lakukan pemutusan hubungan kerja. Apa lagi pihak kontraktor sudah mendapat surat peringatan dua kali, apa lagi yang dipertimbangkan," tegas Bupati di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Jumat.
Sebelumnya, Kamis (19/7), Bupati Makmur didampingi Wakil Bupati Ir H Ahmad Rifai MM dan pejabat dinas instansi terkait menijau Pasar SAD untuk memantau kesiapan pasar dan harga-harga kebutuhan pokok selama Ramadhan 1433 Hijriah.
Namun, saat peninjauan itu, BUpati mengaku kecewa karena P SAD yang dibangun menelan biaya ratusan miliar rupiah tersebut tampak kotor.
Bupati mengatakan Pasar SAD dibangun sebagus itu semata-mata untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat agar pasar tidak kumuh lagi seperti pasar Gayyam Tanjung Redeb dulu, sehingga sektor perekonomian pedagang bisa mengalami peningkatan, dan konsumen bisa merasa nyaman saat berbelanja.
Bahkan, ujarnya, agar Pasar SAD selalu terlihat bersih, Pemkab Berau melakukan tender kebersihan, namun faktanya, setahun belum genap pihak kontraktor sudah tidak bisa menunjukkan hasil pekerjaan yang profesional.
Ironisnya lagi, ujarnya, para karyawan yang dipekerjakan belum digaji selama dua bulan, sehingga para pekerja kebersihan ini mengancam berhenti.
Ketika berdialog dengan salah seorang petugas kebersihan, kata Bupati, dia mengaku gajinya justru diturunkan dari Rp1 juta, sekarang hanya Rp800 ribu dan selama dua bulan terakhir belum digaji.
Bupati mengatakan, upah sebesar itu tidak wajar mengingat kebutuhan semakin bertambah.
Dalam kesempatan tersebut Wabup Ahmad Rifai juga mengatakan, persoalan pasar ini yang membuat rumit karena di sini ada Diskoperindag, ada kepala pasar, lalu kebersihan dilelang.
"Jadi penanganannya agak susah, sebaiknya masing-masing lokasi diserahkan kepada orang-orang yang bisa bertangung jawab. Misalnya toilet, petugasnya khusus mengurusi toilet saja," saran Wabup.
Menanggapi pendapat Wabup, Bupati mengusulkan kepada masing-masing pedagang yang merasa sanggup membersihkan daerahnya masing-masing akan dilakukan kontrak kerja.
Sementara itu, Kepala Pasar SAD Slamet Harino juga mengungkapkan, siapapun kepala pasarnya, kalau petugas kebersihannya tidak ada, sampai kapanpun kondisi pasar tetap kumuh.
Oleh sebab itu Bupati menegaskan, agar pihak kontraktor bertanggug jawab terhadap tenaga yang dikerahkan menjadi petugas kebrsihan di pasar.
"Saya minta Diskoperindag dan kepala pasar segera menangani masalah ini. Karena tidak mugkin lagi kontraktor seperti ini kita perpanjang," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Jika pihak kontraktor yang menangani kebersihan merasa tak sanggup melaksanakan tanggung jawabnya, segera lakukan pemutusan hubungan kerja. Apa lagi pihak kontraktor sudah mendapat surat peringatan dua kali, apa lagi yang dipertimbangkan," tegas Bupati di Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur, Jumat.
Sebelumnya, Kamis (19/7), Bupati Makmur didampingi Wakil Bupati Ir H Ahmad Rifai MM dan pejabat dinas instansi terkait menijau Pasar SAD untuk memantau kesiapan pasar dan harga-harga kebutuhan pokok selama Ramadhan 1433 Hijriah.
Namun, saat peninjauan itu, BUpati mengaku kecewa karena P SAD yang dibangun menelan biaya ratusan miliar rupiah tersebut tampak kotor.
Bupati mengatakan Pasar SAD dibangun sebagus itu semata-mata untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat agar pasar tidak kumuh lagi seperti pasar Gayyam Tanjung Redeb dulu, sehingga sektor perekonomian pedagang bisa mengalami peningkatan, dan konsumen bisa merasa nyaman saat berbelanja.
Bahkan, ujarnya, agar Pasar SAD selalu terlihat bersih, Pemkab Berau melakukan tender kebersihan, namun faktanya, setahun belum genap pihak kontraktor sudah tidak bisa menunjukkan hasil pekerjaan yang profesional.
Ironisnya lagi, ujarnya, para karyawan yang dipekerjakan belum digaji selama dua bulan, sehingga para pekerja kebersihan ini mengancam berhenti.
Ketika berdialog dengan salah seorang petugas kebersihan, kata Bupati, dia mengaku gajinya justru diturunkan dari Rp1 juta, sekarang hanya Rp800 ribu dan selama dua bulan terakhir belum digaji.
Bupati mengatakan, upah sebesar itu tidak wajar mengingat kebutuhan semakin bertambah.
Dalam kesempatan tersebut Wabup Ahmad Rifai juga mengatakan, persoalan pasar ini yang membuat rumit karena di sini ada Diskoperindag, ada kepala pasar, lalu kebersihan dilelang.
"Jadi penanganannya agak susah, sebaiknya masing-masing lokasi diserahkan kepada orang-orang yang bisa bertangung jawab. Misalnya toilet, petugasnya khusus mengurusi toilet saja," saran Wabup.
Menanggapi pendapat Wabup, Bupati mengusulkan kepada masing-masing pedagang yang merasa sanggup membersihkan daerahnya masing-masing akan dilakukan kontrak kerja.
Sementara itu, Kepala Pasar SAD Slamet Harino juga mengungkapkan, siapapun kepala pasarnya, kalau petugas kebersihannya tidak ada, sampai kapanpun kondisi pasar tetap kumuh.
Oleh sebab itu Bupati menegaskan, agar pihak kontraktor bertanggug jawab terhadap tenaga yang dikerahkan menjadi petugas kebrsihan di pasar.
"Saya minta Diskoperindag dan kepala pasar segera menangani masalah ini. Karena tidak mugkin lagi kontraktor seperti ini kita perpanjang," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012