Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Puncak Festival Erau Adat Pelas Benua Etam 2012 ditandai dengan prosesi Ngulur Naga, Minggu, di beranda Keraton atau Museum Mulawarman, Tenggarong, sekaligus mengakhiri pesta adat dan budaya tahunan di Kabupaten Kutai Kartanegara itu.

Setelah Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari menutup secara resmi pesta adat seni dan budaya yang dilaksanakan sejak 1 Juli 2012 itu, sepasang replika naga yang sebelumnya berada di sisi kiri dan kanan Keraton diarak untuk dinaikkan ke atas kapal yang disiapkan di Sungai Mahakam dan kemudian dibawa ke Kutai Lama, Kecamatan Anggana, untuk dilarung.

Usai prosesi Ngulur Naga itum, seperti biasanya yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pengunjung dan warga Kota Raja Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dan sekitarnya adalah belimbur atau saling siram air.

Belimbur dilakukan setelah Air Tuli dari Kutai Lama tiba di Tenggarong, lalu digelar prosesi Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II naik ke Rangga Titi (balai yang terbuat dari bambu kuning). Pada prosesi ini Sultan memercikkan Air Tuli ke dirinya sendiri lalu setelah itu dengan mayang pinang, air tuli itu dipercikkan Sultan ke orang-orang di sekelilingnya.

Saat Sultan memercikkan Air ke orang di sekitarnya itulah yang menjadi tanda bahwa Belimbur dimulai.

Kontan saja hal itu disambut "perang" air oleh pengunjung dan warga yang telah berada di sekitar Museum dan meluas ke seluruh ibu kota Kabupaten Kukar itu.

Menurut Koordinator Sakral Erau Kesultanan Kutai, Awang Imaludin, belimbur bermakna penyucian diri dari pengaruh jahat sehingga kembali suci dan menambah semangat dalam membangun daerah.

"Lingkungan dan sekitarnya juga bersih dari pengaruh jahat serta diharapkan terhindar dari hal-hal yang tak di inginkan," ujarnya di sela-sela acara.

Selain warga yang tumpah ruah ke jalan untuk Belimbur, Pemkab Kukar yakni Bupati Kukar Rita Widyasari dan Wakil Bupati HM Ghufron Yusuf beserta unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah dan Kepala Dinas/instansi dilingkungan pemkab Kukar juga turut serta belimbur di Pendopo Bupati.

Tak pelak saling siram antara pejabat pun terjadi di Pendopo Kukar, suasana ceria pun terpancar dari raut wajah mereka.

Bupati Kukar Rita Widyasari mengatakan, Belimbur adalah salah satu budaya asli Kutai yang unik  dan harus dilestarikan. Namun jangan sampai mengurangi makna Belimbur yaitu penyucian atau menyiram dengan cara sewajarnya saja dan menggunakan air bersih.

"Gak apa-apa semuanya basah-basahan dalam belimbur ini. Ini merupakan budaya yang unik dan perlu dilestarikan, namun tidak boleh berlebihan apalagi menyakiti, yakini jika basah akan membawa kebaikan buat kita," ujarnya saat ditemui di sela-sela belimbur. (*)

Pewarta: Hayru Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012