Hampir tiga bulan sejak virus korona masuk pertama kalinya di Indonesia, penyebarannya hingga kini belum mereda, walaupun kurva jumlah pasien yang terpapar Covid-19 di salah satu wilayah episentrum wabah ini sudah mulai melandai.


Pandemi ini mengubah tatanan kehidupan kita sehari-hari.  Wabah virus ini juga mengubah kebiasaan hampir di semua kegiatan kita.  

Kita menuju sebuah tatanan kehidupan baru (new normal) yang kita tidak duga sebelumnya.  Kita diminta bekerja di rumah, belajar di rumah, dan juga beribadah di rumah.  

Mesjid-mesjid yang biasa kita datangi setiap sholat fardhu atau sholat malam di bulan Ramadan, kini sepi dan hanya kumandang azan dan iqomah dari bilal masjid yang bisa kita dengarkan dan nikmati.

Namun, sebagai umat yang beriman tentu kita harus dapat menerima semua qadha dan qadar yang Allah SWT turunkan kepada kita.   

Kita harus berupaya keras, berikhtiar, berdo’a dan bertawakal menghadapi semua ini. Allah SWT pasti tidak akan menguji dan membebani kita di luar kemampuan, kompetensi dan kapasitas kita.

Kita juga harus dapat memetik hikmah terjadinya wabah atau pandemi COVID-19 ini.  Beberapa hikmah yang dapat kita ambil antara lain:

Pertama adalah selalu menjaga kebersihan.  
Saat ini kita diminta untuk selalu menjaga kebersihan baik tubuh, pakaian, tempat tinggal, tempat kerja dan lingkungan sekitar.  

Kegiatan penyemprotan disinfektan ke kantor-kantor, rumah-rumah kediaman, rumah-rumah ibadah dan jalan serta fasilitas umum lainnya terus dilakukan.

Dengan selalu menjaga kebersihan kita akan terhindar dari segala jenis bakteri, kuman, virus, dan sumber penyakit lainnya.  

Namun dalam ajaran Islam, bukankah Rasulullah ratusan tahun lalu mengajarkan kita semua dengan sabdanya: “Kebersihan itu merupakan sebagian dari iman”.  

Kita tinggal mengamalkan anjuran Rasulullah ini jika kita ingin menjaga kebersihan sekaligus memperkuat keimanan kita.

Kedua adalah senantiasa mencuci tangan. 
Untuk mencegah terkena virus, kita juga dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun selama kurang lebih 20 detik atau memakai hand sanitizer jika dirasa tangan kita tidak bersih atau setelah memegang sesuatu yang diduga mengandung bakteri, kuman, atau virus, apalagi jika kita hendak memegang sesuatu untuk dimakan.  

Bakteri, kuman, atau virus akan mati jika kena busa sabun dan dialiri air bersih.

Islam memerintahkan kita untuk mencuci lebih dahulu telapak tangan kanan dan kiri sebelum membasuh anggota lainnya dalam berwudhu.  

Paling tidak 15 kali dalam sehari kita mencuci tangan kita ketika berwudhu sebelum menjalankan sholat fardhu, ditambah jika kita mengerjakan sholat-sholat sunnah, seperti sholat Dhuha dan sholat Tahajud.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al Maidah Ayat 6: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki”.

Ketiga adalah memakan makanan yang sehat, halal, dan baik.  
Dalam kondisi seperti ini, untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh kita dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi.  

Empat Sehat Lima Sempurna, kecukupan dari makanan pokok yaitu karbohidrat, lauk pauk yang mengandung protein, sayur-sayuran dan buah-buahan serta susu.

Jangan makan dan minum berlebihan dan melampaui batas baik dari sisi kuantitas maupun jenisnya.  

Islam melarang umatnya memakan babi, anjing, bangkai, binatang yang bertaring, burung yang berkuku tajam untuk mencengkeram, dan juga binatang yang menjijikkan.

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah kamu memakan setiap binatang buas yang bertaring, dan setiap jenis burung yang mempunyai kuku untuk mencengkeram.” (HR Muslim).  

Allah juga berfirman dalam Al Quran Surat Al Maidah ayat 88: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”

Keempat adalah lebih banyak waktu di rumah (stay at home).  
Anjuran untuk tetap berada di rumah selama terjadi pandemi mengharuskan kita hampir 24 jam penuh berada di dalam rumah dalam dua bulan terakhir ini.  

Kegiatan bekerja, belajar, dan beribadah sepenuhnya dilakukan di rumah.  Kaum laki-laki yang dalam kondisi normal diperintahkan untuk sholat berjama’ah di masjid, kali ini tidak bisa berangkat ke masjid karena masjid sementara ini tidak lagi dipakai untuk berkegiatan yang mengumpulkan banyak orang, termasuk sholat berjama’ah.

Kesempatan dan nikmat beribadah di masjid sementara hilang.  Namun, kesempatan sholat fardhu berjama’ah bersama keluarga menjadi kesempatan emas bukan hanya satu atau dua kali sholat fardhu dalam sehari, bahkan lima kali sholat fardhu dapat dilaksanakan berjama’ah bersama keluarga.  

Begitu juga kegiatan-kegiatan lainnya di rumah dapat dengan mudah dilakukan bersama-sama dengan keluarga, yang sebelumnya mungkin sulit sekali mencari waktu karena tersita kesibukan di kantor atau di luar rumah.  

Akan lebih mudah terwujud worklife balance yang kita idam-idamkan selama ini.  Kali ini kita jadikan rumah kita benar-benatr surga kita.  Baiti Jannati.  Rumahku Surgaku.

Kelima adalah kepedulian kita kepada sesama.  
Dampak dari penyebaran Covid-19 tidak hanya permasalahan kepada orang yang terkena penyakit ini, namun juga berakibat kepada persoalan ekonomi baik di tingkat lokal, nasional maupun global.  

Banyak orang yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan dan penghasilan.  Banyak orang yang mendadak miskin.  Di saat seperti ini rasa kemanusiaan, rasa kesetiakawanan sosial, dan rasa kepedulian kita diuji.

Sebagai bangsa yang memiliki akar budaya gotong royong tentu akan tergerak untuk membantu sesama dalam rangka meringankan penderitaan mereka yang terdampak wabah.  

Namun, tanpa ada peristiwa wabah ini Islam telah memerintahkan kita untuk selalu peduli dan membantu sesama manusia, terutama anak-anak yatim dan orang miskin, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surah Al Ma’un ayat 1-3, yang artinya “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan?; Itulah orang yang menghardik anak yatim; dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin”.

Demikian beberapa hikmah yang dapat kita petik dari terjadinya pandemi di tanah air kita tercinta.  

Tentu masih banyak lagi hikmah yang kita bisa ambil dari ujian yang saat ini masih belum mereda.  

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran untuk kita semua, dan semoga pandemi ini segera berlalu di muka bumi ini.


Wallahu’alam Bisshawab.
* Direktur Umum dan SDM BPJamsostek
  Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Maghfiroh BPJamsostek

Pewarta: Naufal Mahfudz*)

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020