Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Jalan Pembangunan dan Jalan Durian III yang digunakan sebagai jalur alternatif arus lalu lintas setelah longsornya Jalan Bujangga, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, kini ikut rusak parah karena sering dilalui kendaraan besar.
Berdasarkan pantauan di Jalan Pembangunan dan ujung Jalan Durian III, Tanjung Redeb, Berau, Selasa, sejumlah kendaraan besar seperti truk tanah dan truk tangki minyak terlihat kesulitan melewati badan jalan yang berlubang, sehingga antrean panjang kendaraan pun tidak terhindari.
Anggota DPRD Berau, H Liliansyah, yang dimintai tanggapannya meminta agar penanganan darurat segera dilakukan Dinas Pekerjaan Umum karena jalur itu merupakan jalur alternatif utama.
"Mengingat itu jalur utama saat ini kita berharap agar segera ditangani secepatnya, selain bisa menimbulkan masalah macet juga jadi rawan kecelakaan," kata Liliansyah.
Selain Dinas PU, Liliansyah juga meminta ada perhatian Dinas perhubungan untuk menempatkan rambu darurat di beberapa lokasi dengan pertimbangan jalur yang dipakai sebagai alternatif saat ini sempit, turun naik dan sangat rawan kecelakaan.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Kabupaten Berau Rusnan Hefni ST mengatakan sudah melakukan penanganan darurat di jalan-jalan alternatif tersebut.
Namun demikian, dia juga mengakui bahwa penanganan darurat tersebut tidak dapat dilaksanakan secara maksimal akibat kondisi lapangan.
"Sudah dua hari ini beberapa badan jalan yang turun akibat tekanan kendaraan kita timbun, saat mau dicor untuk lebih menguatkan, kendalanya adalah pada arus lalu lintas yang padat, kita tidak bisa lakukan itu karena sisa luas badan jalan yang mau diperbaiki, tidak cukup untuk kendaraan lain yang melintas," kata Hefni.
Dia mengatakan, ruas jalan yang menjadi jalur alternatif itu juga sudah masuk dalam skala prioritas program kerja pemeliharaan jalan dalam kota.
"Tapi ya itu tadi masalahnya kita tidak bisa lakukan secara maksimal atau permanen seperti melakukan pengecoran," katanya.
Menanggapi kondisi kerusakan jalan alternatif, Hefni menyebutkan ada rencana untuk meluaskan salah satu titik rawan yang kini rusak parah. Namun, ujarnya, masih perlu komunikasi dengan warga yang memiliki tanah tersebut.
"Hanya saja perluasan itu tidak permanen. Penanganan darurat sudah pasti kita laksanakan tinggal pelaksanaan permanen mungkin setelah jalur utama Bujangga dibuka kembali baru kita bisa laksanakan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
Berdasarkan pantauan di Jalan Pembangunan dan ujung Jalan Durian III, Tanjung Redeb, Berau, Selasa, sejumlah kendaraan besar seperti truk tanah dan truk tangki minyak terlihat kesulitan melewati badan jalan yang berlubang, sehingga antrean panjang kendaraan pun tidak terhindari.
Anggota DPRD Berau, H Liliansyah, yang dimintai tanggapannya meminta agar penanganan darurat segera dilakukan Dinas Pekerjaan Umum karena jalur itu merupakan jalur alternatif utama.
"Mengingat itu jalur utama saat ini kita berharap agar segera ditangani secepatnya, selain bisa menimbulkan masalah macet juga jadi rawan kecelakaan," kata Liliansyah.
Selain Dinas PU, Liliansyah juga meminta ada perhatian Dinas perhubungan untuk menempatkan rambu darurat di beberapa lokasi dengan pertimbangan jalur yang dipakai sebagai alternatif saat ini sempit, turun naik dan sangat rawan kecelakaan.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PU Kabupaten Berau Rusnan Hefni ST mengatakan sudah melakukan penanganan darurat di jalan-jalan alternatif tersebut.
Namun demikian, dia juga mengakui bahwa penanganan darurat tersebut tidak dapat dilaksanakan secara maksimal akibat kondisi lapangan.
"Sudah dua hari ini beberapa badan jalan yang turun akibat tekanan kendaraan kita timbun, saat mau dicor untuk lebih menguatkan, kendalanya adalah pada arus lalu lintas yang padat, kita tidak bisa lakukan itu karena sisa luas badan jalan yang mau diperbaiki, tidak cukup untuk kendaraan lain yang melintas," kata Hefni.
Dia mengatakan, ruas jalan yang menjadi jalur alternatif itu juga sudah masuk dalam skala prioritas program kerja pemeliharaan jalan dalam kota.
"Tapi ya itu tadi masalahnya kita tidak bisa lakukan secara maksimal atau permanen seperti melakukan pengecoran," katanya.
Menanggapi kondisi kerusakan jalan alternatif, Hefni menyebutkan ada rencana untuk meluaskan salah satu titik rawan yang kini rusak parah. Namun, ujarnya, masih perlu komunikasi dengan warga yang memiliki tanah tersebut.
"Hanya saja perluasan itu tidak permanen. Penanganan darurat sudah pasti kita laksanakan tinggal pelaksanaan permanen mungkin setelah jalur utama Bujangga dibuka kembali baru kita bisa laksanakan," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012