Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Warga Kabupaten Paser Kalimantan Timur mengeluhkan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang sudah berlangsung sejak sebulan terakhir.

Awaludin, warga Desa Batu Kajang Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, yang dihubungi dari Samarinda, Senin, menyatakan, kesulitan mendapatkan BBM tersebut karena antrean panjang kendaraan di SPBU yang ada di Kabupaten Paser.

"Kesulitan untuk mendapatkan BBM, baik premium maupun solar sudah kami rasakan sejak lama. Antrean di SPBU sangat panjang bahkan sebelum SPBU buka sudah banyak kendaraan yang menunggu," ungkap Awaludin.

Bahkan, lanjut Awaludin, bukan hanya kendaraan pribadi dan angkutan umum yang mengantre di SBU tetapi juga kendaraan pengangkut kelapa sawit.

"Semestinya, ada SPBU khusus bagi kendaraan industri sebab selama ini truk dan mobil `pickup` pengangkut kelapa sawit ikut mengantre menyebabkan semakin sulitnya warga dan angkutan umum mendapatkan BBM di SPBU," kata Awaludin.

Kesulitan mendapatkan BBM di SPBU itu, lanjut Awaludin, membuat sebagian warga Kabupaten Paser yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kota Baru Kalimantan Selatan membeli bensin eceran.

Harga bensin eceran, kata dia, berkisar antara Rp7.000 hingga Rp9.000 per botol.

Bahkan, kata dia, banyak yang bensin eceran menggunakan jerigen ukuran 25 liter.

"Banyak warga memilih membeli bensin eceran yang harganya jauh lebih mahal daripada harus mengantre berjam-jam di SPBU. Bahkan, sebelum beroperasi, puluhan kendaraan setiap hari mengantre di SPBU," katanya.

"Di Kecamatan Batu Sopang kita masih bisa mendapatkan bensin eceran Rp7.000 hingga Rp7.500 per botol tetapi di Kecamatan Muara Komam, harga bensin eceran sudah mencapai Rp9.000 per botol. Kami berharap, pemerintah segera mencari solusi agar BBM mudah diperoleh. Kami tidak persoalkan harganya yang penting BBM tersedia dan tidak ada antrean panjang," ungkap Awaludin.

Sementara, salah seorang penjual bensin eceran di Kecamatan Long Ikis, Hamzah mengaku, menjual bensin Rp8.000 per botol karena harus mengantre seharian untuk mendapatkan BBM di SPBU.

"Kalau mengantre pagi baru bisa mendapatkan bensin pada sore hari, itupun jika tidak keburu kehabisan stok. Jadi, saya terpaksa menjual bensin lebih mahal karena untuk mendapatkannya kami harus menunggu hingga berjam-jam," ungkap Hamzah yang mengaku menggunakan motor dengan tangki berkapasitas besar untuk membeli BBM di SPBU.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012