Pesantren Darus Syafa'ah yang berlokasi di Desa Babulu Darat Tambong Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengembagkan budidaya ikan lele dengan sistem "bioflok" atau kolam terpal bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kami menerima bantuan budidaya ikan air tawar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Desember 2019," ujar Pengelola Pengembangan Usaha Pesantren Darus Syafa'ah, Haris Pracoyo ketika ditemui di Penajam. Senin.

"Penebaran benih dilakukan pada 12 Desember 2019, dan pada Januari 2020 sudah panen pertama sekitar 30 kilogram yang digunakan untuk konsumsi para santri," ungkapnya.

Haris Pracoyo menimpali lagi, pada Maret 2020 bisa penen ikan lele tersebut mencapai lebih kurang 100 kilogram, sehingga dapat dijadikan sumber penghasilan Pesantren Darus Syafa'ah.

Panen ikan lele dengan sistem "bioflok" menurut dia, dapat dilakukan antara 2,5 sampai tiga bulan dengan rata-rata 100 sampai 200 kilogram sekali panen dalam satu kolam.

Perkembangan budidaya ikan lele dengan sistem "bioflok" lanjut Haris Pracoyo, sangat bagus dan diharapkan ke depan menjadi sumber pendapatan Pesantren Darus Syafa'ah.

"Hasil budidaya ikan lele itu selain untuk konsumsi para santri, juga bisa dijual untuk menambah penghasilan pesantren," ucapnya.

Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan kepada Pesantren Darus Syafa'ah berupa bangunan atap tanpa dinding, delapan kolam terpal rangka besi, bibit dan pakan, serta peralatan lainnya.

Budidaya ikan lele "bioflok" atau kolam terpal tersebut jelas Haris Pracoyo, dapat menghemat pakan dan air, serta produktifitas tinggi dengan padat tebar bibit dan ramah lingkungan.

Pengembangan budidaya ikan lele dengan sistem "bioflok" di Pesantren Darus Syafa'ah tambahnya, merupakan percontohan di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

"Kami sangat berterima kasih dengan adanya bantuan dari pemerintah itu, dan diharapkan pesantren lainnya juga bisa mengelola budidaya lele 'bioflok' karena hasilnya bisa dikonsumsi santri dan dijual untuk penghasilan," kata Haris Pracoyo.

Pewarta: Bagus Purwa

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020