Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Investor asal Rusia dengan perusahaannya yang bernama Kalimantan Rail segera membangun rel kereta api senilai 2,5 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp21 triliun dengan panjang rel mencapai 160 kilometer (km).
"Untuk Kaltim, panjang rel mencapai 160 km yang akan bersambung hingga Kalteng yang sepanjang 90 km, sehingga total rel kereta api yang dibangun Kalimantan Rail mencapai 250 kilometer," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, panjang rel yang sepanjang 160 km itu akan melintasi empat kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan
Terkait dengan itu, maka dia meminta agar empat daerah yang dilintasi jalur rel kereta api pengangkut batubara itu dapat memaksimalkan dukungan dan kerja sama, tujuannya adalah agar proses pengerjannya dapat berjalan lancar, terutama terkait dengan lahan yang dibutuhkan.
Pemprov Kaltim juga telah mengundang empat kepala daerah yang wilayahnya akan dilintasi rel, guna mendukung pelaksanaan dan kelancaran pembangunannya.
Proyek rel kereta api di Kaltim, katanya lagi, harus sukses dan lancar. Untuk itu dia mohon perhatian kepala daerah agar benar-benar memerhatikan dan memprioritaskan kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Kaltim agar tidak terhambat.
Pembangunan rel kereta api akan dimulai dari Puruk Tahu, Muara Tuhuk, Kalimantan Tengah (Kalteng) hingga Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Investor asal Rusia tersebut meminta keterlibatan investor lokal untuk berkontribusi mendukung pelaksanaan fisik pembangunan rel kereta api, di antaranya dengan menyiapkan material yang diperlukan.
Hal ini diperlukan karena berdampak positif pada daerah, yakni akan terjadi pemberdayaan ekonomi pengusaha lokal di Kaltim maupun di Kalteng.
Kompensasi yang diharapkan Kalimantan Rail dalam membangun rel tersebut, sebagai jasa penggunaan kereta api, karena selama ini mereka telah memiliki konsesi cukup besar di Kalteng.
Selain itu, proses pembebasan lahan juga memberi peluang bagi investor untuk mendapatkan konsesi di Kaltim, pasalnya investor memberi peluang ke Pemprov Kaltim untuk berinvestasi sebagai penyertaan modal di rel kereta api itu.
Untuk tahap awal, lanjutnya, keberadaan rel kereta api itu memang sebagai angkutan batubara, namun ke depan keberadaanya akan dapat digunakan untuk angkutan pertanian, perkebunan, peternakan, bahkan sebagai angkutan jasa dan orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Untuk Kaltim, panjang rel mencapai 160 km yang akan bersambung hingga Kalteng yang sepanjang 90 km, sehingga total rel kereta api yang dibangun Kalimantan Rail mencapai 250 kilometer," kata Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak di Samarinda, Selasa.
Menurut dia, panjang rel yang sepanjang 160 km itu akan melintasi empat kabupaten dan kota, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan
Terkait dengan itu, maka dia meminta agar empat daerah yang dilintasi jalur rel kereta api pengangkut batubara itu dapat memaksimalkan dukungan dan kerja sama, tujuannya adalah agar proses pengerjannya dapat berjalan lancar, terutama terkait dengan lahan yang dibutuhkan.
Pemprov Kaltim juga telah mengundang empat kepala daerah yang wilayahnya akan dilintasi rel, guna mendukung pelaksanaan dan kelancaran pembangunannya.
Proyek rel kereta api di Kaltim, katanya lagi, harus sukses dan lancar. Untuk itu dia mohon perhatian kepala daerah agar benar-benar memerhatikan dan memprioritaskan kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur di Kaltim agar tidak terhambat.
Pembangunan rel kereta api akan dimulai dari Puruk Tahu, Muara Tuhuk, Kalimantan Tengah (Kalteng) hingga Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Investor asal Rusia tersebut meminta keterlibatan investor lokal untuk berkontribusi mendukung pelaksanaan fisik pembangunan rel kereta api, di antaranya dengan menyiapkan material yang diperlukan.
Hal ini diperlukan karena berdampak positif pada daerah, yakni akan terjadi pemberdayaan ekonomi pengusaha lokal di Kaltim maupun di Kalteng.
Kompensasi yang diharapkan Kalimantan Rail dalam membangun rel tersebut, sebagai jasa penggunaan kereta api, karena selama ini mereka telah memiliki konsesi cukup besar di Kalteng.
Selain itu, proses pembebasan lahan juga memberi peluang bagi investor untuk mendapatkan konsesi di Kaltim, pasalnya investor memberi peluang ke Pemprov Kaltim untuk berinvestasi sebagai penyertaan modal di rel kereta api itu.
Untuk tahap awal, lanjutnya, keberadaan rel kereta api itu memang sebagai angkutan batubara, namun ke depan keberadaanya akan dapat digunakan untuk angkutan pertanian, perkebunan, peternakan, bahkan sebagai angkutan jasa dan orang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012