Tanjung Redeb (ANTARA News Kaltim) - Silvana Ariani dan Fauzy Ernaldiwan keluar sebagai juara pertama Duta Wisata Berau 2012 pada malam final pemilihan di halaman foodcourt Pasar Sanggam Adji Dilayas, Tanjung Redeb, Sabtu (12/5).

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Berau Dra Hj Rohaini MM di Tanjung Redeb, Selasa, mengatakan, Silvana Ariani dan Fauzy Ernaldiwan akan menjadi wakil Kabupaten Berau pada ajang yang lebih tinggi, yaitu pemilihan Duta Wisata Kaltim.

Silvana, sebelumnya pernah menjadi duta anti narkoba Berau dan telah dua kali mengikuti ajang yang sama, namun prestasi tertinggi sebelumnya hanya sampai runner-up.

"Pemilihan Duta Wisata yang menjadi kalender tahunan pihaknya tersebut untuk mencari bibit-bibit duta wisata yang dapat bersaing pada pemilihan Duta Wisata Kaltim. Duta Wisata yang terpilih pun diharapkannya dapat mengenalkan potensi wisata yang ada di Berau, baik itu obyek wisata bahari maupun obyek wisata alam lainnya dan wisata budaya," kata Rohaini.

Rohaini menambahkan, proses panjang telah dilalui finalis Duta Wisata Berau 2012. Selain memperkenalkan potensi wisata, para finalis pun telah dibekali dengan etika, "public speaking" dan mendapat sosialisasi tentang bahaya narkoba.

"Pengetahuan tentang kepariwisataan dan lainnya yang telah diberikan kami harapkan dapat menambah pengetahuan para finalis duta wisata, sehingga dapat bersaing di tingkat provinsi nantinya. Tapi yang tidak kalah pentingnya adalah dapat mengenalkan secara luas obyek wisata di Berau," katanya.

Sementara itu, Bupati Berau Drs H Makmur HAPK MM mengharapkan Duta Wisata Berau meningkatkan pengetahuan tentang wisata di Kabupaten Berau, tidak saja mengenai Pulau Derawan dan Labuan Cermin di Biduk-Biduk.

"Kabupaten Berau memiliki beberapa potensi seperti hutan lestari yang dibangun Pemkab 11 ribu hektare di Kecamatan Kelay. Belum lagi air terjun indah di Teluk Sumbang di Ujung Timur Berau, masing masing memiliki keindahan tersendiri," kata Makmur.

Makmur menegaskan kalau kepariwisataan dan sejarah di Berau sudah sepatutnya menjadi pelajaran tambahan di sekolah , dan meminta instansi tekhnis segera menyikapi dengan membuat buku panduan muatan lokal.  (*)

Pewarta: Helda Mildiana

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012