Gubernur Kaltim Isran Noor sebagai Inspektur Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke -74 tingkat Kaltim mengajak seluruh jajaran Kementerian Agama di Pusat dan di Daerah, agar menjadi agen perubahan dalam memperkuat kerukunan antar umat beragama di Tanah Air.

"Agama dan Negara saling membutuhkan dan saling mengokohkan untuk kebahagiaan hidup manusia. Sejarah dunia sampai abad kedua puluh hanya mengenal dua teori menyangkut hubungan agama dan negara, yaitu “teori integrasi”, penyatuan agama dengan negara, dan “teori sekularisasi”, pemisahan agama dengan negara," sebut Gubernur Isran saat menjadi Irup Peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama ke -74, di Halaman GOR  Segiri Samarinda, Jumat (3/1).

Para founding fathers negara kata dia dengan bimbingan Allah Yang Maha Kuasa mengenalkan teori alternatif, yaitu “teori
akomodasi” menyangkut hubungan agama dan negara yang belum dikenal saat itu di negara mana pun.

Penguatan identitas keagamaan dan penguatan identitas kebangsaan tidak boleh dipisahkan, apalagi dipertentangkan, tetapi harus dalam “satu kotak” untuk melahirkan moderasi beragama dan bernegara.

Penguatan identitas keagamaan bila dipisahkan dari spirit bernegara dapat melahirkan radikalisme beragama. Sebaliknya penguatan identitas bernegara bila dipisahkan dari spirit beragama dapat memberi peluang berkembangnya sekularisme dan liberalisme.

Ketaatan  beragama dan loyalitas bernegara harus saling mendukung satu sama lain. Kita dapat menjadi umat beragama yang shaleh sekaligus menjadi warga negara yang baik.

Sementara acara tersebut dihadiri oleh Wakil Walikota Samarinda M Barkati, Plt Sekda Kaltim M Sya'bani, Rektor Universitas Nahdatul Ulama Kaltim Farid Wadjdy, dan Kepala Kantor Kementrian agama Kaltim Sofyan Noor.

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2020