Dua kampung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Barat, yakni Kampung Tanjung Soke dan Kampung Gerunggung mendukung Program Kampung Iklim (Proklim) dalam upaya penurunan emisi karbon.
 

Sekretaris Kampung Tanjung Soke Asrani, Senin  mengatakan bahwa kampungTanjung Soke memiliki luas wilayah 19.790 hektare atau 80 persen di antaranya masih dalam kawasan hutan.

Dia menambahkan, sebagian lagi kawasan budidaya kehutanan (KBK) dan kawasan hak pengguna lain (HPL), perkebunan, tanah dan hutan adat yang masih dijaga dan dipertahankan.

"Dipilihnya Tanjung Soke dan Kampung Gerunggung menjadi Proklim tentu kami sangat mendukung. Agar masyarakat bisa berkontribusi dalam menjaga hutan," kata Asrani.

Dengan terpilihnya Tanjung Soke sebagai bagian dari Proklim tentu merubah pola kehidupan masyarakat dalam berladang yang berpindah-pindah, sehingga tetap menjaga dan memelihara kawasan hutan.

"Pada intinya, masyarakat Tanjung Soke sangat mendukung Proklim. Walaupun sebelumnya kita sudah menjaga hutan. semoga melalui Proklim pemerintah lebih memperhatikan kampung kami," kata Asrani.

Hal senada dengan Petinggi Kampung Gerunggung Rahman mengatakan masyarakatnya sangat mendukung Proklim.

Dia berharap program tersebut bisa terwujud sehingga dampaknya juga bisa dirasakan oleh masyarakat khususnya dalam peningkatan perekonomian.

" Kami juga ikut senang, karena denga proklim ini maka terjaga kawasan hutan di Kampung Gerunggung," jelasnya.

Sementara Konsultan Depelovment Social Program FCPF Carbon Fund, Akhmad Wijaya mengatakan sosialisasi Proklim di Kampung Tanjung Soke dan Gerunggung bisa ditindaklanjuti.

Pihaknya akan menyiapkan tata ruang wilayah kampung. Meliputi lokasi wilayah kawasan hutan, pemukiman, perkebunan maupun lokasi berladang.

"Nantinya tim FCPF ke lapangan untuk melihat kesiapan kedua kampung sebelum ditetapkan Proklim. Berikut dilakukan komitmen bersama untuk pelaksanaan Proklim," kata Wijaya. 

Pewarta: Arif Maulana

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019