Ekonomi konsumen Provinsi Kaltim pada triwulan III-2019 turun 33,64 yang ditunjukkan oleh nilai indeks tendensi konsumen (ITK) dari 129,91 pada triwulan II, turun menjadi 96,27 pada triwulan III sebagai akibat adanya penurunan pendapatan rumah tangga.
"Penurunan pendapatan rumah tangga ini memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat secara umum," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Anggoro Dwitjayono di Samarinda, Rabu.
Menurut dia, perubahan harga komoditas yang turun (deflasi) relatif tidak memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi. Hal ini ditunjukkan oleh besaran volume yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Secara agregat, nilai ITK yang mengalami penurunan menjadi sebesar 96,27 itu jika dilihat berdasarkan variabel pembentuknya, maka terdapat penurunan pada komponen pendapatan rumah tangga pada triwulan III dibanding triwulan sebelumnya.
Penurunan pendapatan rumah tangga seiring berakhirnya momen bulan Ramadhan, perayaan Hari Besar Idul Fitri, dan tidak adanya Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima.
Ia juga mengatakan bahwa pada triwulan II-2019, indeks pendapatan kini sebesar 144,94. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbang indeks volume konsumsi yang mencapai 125,83.
Sedangkan pada triwulan III-2019, indeks pendapatan kini sebesar 91,96 atau lebih rendah dibandingkan indeks volume konsumsi yang tercatat sebesar 100,81.
"Hal ini menjelaskan, meski terjadi penurunan pendapatan, namun volume konsumsi barang dan jasa relatif sama dengan triwulan sebelumnya, bahkan sedikit mengalami peningkatan karena adanya libur sekolah, biaya pendidikan dan Hari Raya Idul Adha," ujarnya.
Ia juga mengatakan, penurunan alokasi pendapatan rumah tangga untuk tabungan dapat terlihat dari hasil Survei Tendensi Konsumen (STK) yang mencatat sekitar 69 persen responden menyatakan menabung pada triwulan III-2019.
Proporsi tersebut lebih rendah ketimbang di triwulan II-2019 yang sebanyak 71 persen responden menyatakan menabung ke bank. Mayoritas rumah tangga menabung dengan besaran yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Penurunan pendapatan rumah tangga ini memberikan pengaruh cukup signifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat secara umum," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Anggoro Dwitjayono di Samarinda, Rabu.
Menurut dia, perubahan harga komoditas yang turun (deflasi) relatif tidak memberikan pengaruh terhadap pola konsumsi. Hal ini ditunjukkan oleh besaran volume yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Secara agregat, nilai ITK yang mengalami penurunan menjadi sebesar 96,27 itu jika dilihat berdasarkan variabel pembentuknya, maka terdapat penurunan pada komponen pendapatan rumah tangga pada triwulan III dibanding triwulan sebelumnya.
Penurunan pendapatan rumah tangga seiring berakhirnya momen bulan Ramadhan, perayaan Hari Besar Idul Fitri, dan tidak adanya Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima.
Ia juga mengatakan bahwa pada triwulan II-2019, indeks pendapatan kini sebesar 144,94. Nilai tersebut lebih tinggi ketimbang indeks volume konsumsi yang mencapai 125,83.
Sedangkan pada triwulan III-2019, indeks pendapatan kini sebesar 91,96 atau lebih rendah dibandingkan indeks volume konsumsi yang tercatat sebesar 100,81.
"Hal ini menjelaskan, meski terjadi penurunan pendapatan, namun volume konsumsi barang dan jasa relatif sama dengan triwulan sebelumnya, bahkan sedikit mengalami peningkatan karena adanya libur sekolah, biaya pendidikan dan Hari Raya Idul Adha," ujarnya.
Ia juga mengatakan, penurunan alokasi pendapatan rumah tangga untuk tabungan dapat terlihat dari hasil Survei Tendensi Konsumen (STK) yang mencatat sekitar 69 persen responden menyatakan menabung pada triwulan III-2019.
Proporsi tersebut lebih rendah ketimbang di triwulan II-2019 yang sebanyak 71 persen responden menyatakan menabung ke bank. Mayoritas rumah tangga menabung dengan besaran yang relatif sama dengan triwulan sebelumnya.
Editor : Rahmad
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019