Gula tebu yang selama ini diolah oleh warga di salah satu kampung (desa) di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) secara sederhana, berpotensi besar dijadikan produk unggulan kampung sehingga mulai tahun depan akan diproduksi menggunakan mesin.


"Saya bikin gula dari tebu ini sejak puluhan tahun lalu, mulai saya masih anak-anak. Waktu itu saya sering bantu orang tua panen tebu sampai memasaknya menjadi gula," ujar pengolah gula tebu di Kampung Long Lunuk Baru, Monika Luraq (65) ditemui di kampungnya, Jumat.

Kampung Long Lunuk Baru merupakan salah satu kampung di Kecamatan Long Pahangai, Mahulu, yang berbatasan dengan Serawak, Malaysia. Di kampung ini terdapat bandara kecil yang biasa didarati pesawat perintis berkapasitas 10-20 penumpang.

Hingga usia Monika Luraq yang senja itu, ia masih setia mengolah tebu untuk dijadikan gula yang dicetak mirip gula merah. Dalam menggiling tebu menjadi gula, ia tentu tidak bisa sendirian karena alat yang digunakan untuk melumat tebu terlalu besar sehingga anak dan keluarga turut membantu.

Alat tersebut berupa kayu ulin gelondongan berdiameter 40 cm dengan panjang sekitar 4 meter. Ulin log ini diberi tiga tongkat yang masing-masing di bagian kedua pinggir dan tengah untuk mendorong log setengah lingkaran.

Gerak log setengah lingkaran kanan kiri ini berfungsi untuk melumat tebu hingga mengeluarkan air sehingga air langsung mengalir ke bawah yang diarahkan ke ember. Air tebu dari ember inilah yang kemudian diolah menjadi gula.

Menurut Kepala Kampung Long Lunuk Baru, Hendrikus Juk, selama ini keluarga tersebut memang sudah terampil membuat gula tebu dengan produksi kecil karena masih menggunakan peralatan sederhana, sehingga berpotensi untuk dikembangkan memproduksi gula yang lebih banyak lagi.

Untuk itu, dalam musyawarah kampung yang akan digelar dalam waktu dekat, akan diusulkan pengembangan lahan tanam tebu, pelatihan mengolah gula tebu agar kualitasnya lebih baik, pembelian mesin penggiling tebu plus alat pengolahan, mesin pengemasan, hingga menerobos pasar luar jika kebutuhan lokal sudah tercukupi.

"Dalam pengembangan untuk menembus pasar luar, tentu kami mohon pembinaan dari para pendamping, baik pendamping dari Gerbangmas maupun Pendamping P3MD karena rencana anggarannya ada yang bersumber dari Dana Desa dan dari Alokasi Dana Kampung," ujar Juk.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019