Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Perwakilan mahasiswa Samarinda, Kalimanan Timur, menyampaikan permohonan maaf terkait pembakaran Pos Polisi Lalu Lintas di Simpang Empat Mal Lembuswana, pada Jumat (30/3).

"Kami memberi apresiasi dan berima kasih atas permintaan maaf elemen mahasiswa terkait pembakaran pos polisi saat terjadi unjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berlangsung pada Jumat, pekan lalu," ungkap Kepala Polresta Samarinda, Komisaris Besar Polisi Arief Prapto, kepada wartawan, Senin.

Permintaan maaf itu juga, kata Kombes Arief Prapto, juga disampaikan Rektorat Universitas Mulawarman Samarinda pada pertemuan yang berlangsung di Kantor Polresta Samarinda Senin siang.

"Tadi siang (Senin) rektorat yang dimpimpin langsung Rektor Unmul, Zamruddin Hasid didampingi pembantu rektor dan sejumlah dekan menyampaikan permohonan maaf atas pembakaran pos polisi tersebut," katanya.

"Pertemuan dengan pihak rektorat itu dimaksudkan untuk melihat secara jernih berbagai permasalahan terkait unjuk rasa anarkhis yang kurang menguntungkan semua pihak tersebut. Pada pertemuan itu kami menyampaikan bahwa pihak kepolisian tetap persuasif walaupun pengunjuk rasa bertindak anarkis," ungkap Arief Prapto.

Rektorat Universitas Mulawarman Samarinda lanjut dia akan membangun kembali pos polisi yang dibakar mahasiswa tersebut.

"Rektorat Unmul berjanji akan berkoordinasi dengan rektorat perguruan tinggi lainnya di Samarinda untuk membangun kembali pos polisi yang terbakar itu. Termasuk beberapa elemen mahasiswa dan OKP yakni KNPI telah menyatakan rasa simpatik dan berkomitmen membantu pembangunan pos untuk pelayanan masyarakat itu," katanya.

"Kami berterima kasih atas dukungan dan simpatik dari berbagai pihak di Samarinda dan semoga peristiwa ini tidak terulang di kemudian hari," ungkap Arief Prapto.

Polresta Samarinda, kata Arief Prapto, telah membebaskan enam mahasiswa yang diduga melakukan pembakaran pos polisi lalu lintas itu.

"Kami mencoba memberikan kesempatan kepada enam mahasiswa yang sebelumnya kami amankan untuk bisa memperbaiki sikap dan semoga kedepannya mereka bisa lebih baik. Tetapi, proses hukum tetap berjalan," kata Arief Prapto.

Aksi pembakaran pos polisi di Simpang Empat Mal Lembuswana itu berlangsung pada aksi unjuk rasa menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM, pada Jumat (30/3).

Unjuk rasa ratusan mahasiswa berasal dari berbagai elemen itu diawali dengan konvoi dari kampus Universitas Mulawarman menuju Simpang Empat Mal Lembuswana.

Di sepanjang jalan, mahasiswa merusak trotoar dan merobohkan sejumlah rambu lalu lintas.

Setelah sampai di Simpang Empat Mal Lembuswana, pengunjuk rasa membuat lingkaran dan memblokir jalur utama Kota Samarinda tersebut.

Selain berorasi, mahasiswa juga sempat membakar ban bekas di tengah jalan.

Ratusan polisi terlihat bersiaga tak jauh dari lokasi unjuk rasa mahasiswa.

Setelah berorasi di Simpang Empat Mal Lembuswana, pengunjuk rasa yang juga terlihat membawa kayu dan bendera menuju Kantor RRI Samarinda di Jalan M. Yamin yang berjarak sekitar 300 meter dari lokasi itu.

Sepanjang perjalanan, mahasiswa kembali merusak sejumlah tanaman dan rambu lalu lintas di Jalan M. Yamin.

Namun tak lama kemudian ratusan mahasiswa kembali ke Simpang Empat Mal Lembuswana dan merusak satu pos polisi lalu lintas. Tidak hanya melempari kaca, mereka juga terlihat semakin brutal dengan membakar pos polisi lalu lintas tersebut.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012