Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Kutai Timur, Kalimantan Timur, memang diinstruksikan untuk tidak keluar kantor menggunakan kendaraan dinas berplat merah, selama adanya demonstrasi mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di Sangatta, Selasa.

Sarah, staf dari Inspektorat Kabupaten Kutai Timur, mengatakan, mendengar mahasiswa akan berdemonstrasi ke pusat pemerintahan dirinya bersama teman-teman lainnya tidak berani keluar kantor menggunakan kendaraan dinas berplat merah, baik roda dua atau roda empat.

"Semua pejabat dan staf di sana tidak dibolehkan keluar kantor menggunakan kendaraan dinas, baik roda empat ataupun roda dua karena takut disandera mahasiswa yang demo," kata Sarah yang dibenarkan Esty, rekannya di Kantor Inspektorat Kabupaten.

Hal sama juga dikatakan, Muhammad Basory, Kasubag Dokumetasi dan Pengolahan Data Sekretariat DPRD Kutai Timur, bahwa sejak pagi sudah diinstruksikan Sekretaris DPRD agar seluruh pegawai yan ingin berurusan keluar tidak menggunakan kendaraan dinas sebab beresiko ditahan mahasiswa yang berunjuk rasa.

Menurut Muhammad Basory, selama demo berlangsung tidak ada satupun kendaraan dinas berplat merah keluar kantor DPRD, karena dilarang atasan.

Jadi, katanya, untuk berurusan harus menggunakan kendaraan plat hitam agar terhindar dari aksi anarkis mahasiswa yang berdemo di gedung DPRD Kutai Timur.

"Bukan hanya pegawai Sekretariat DPRD yang dilarang keluar menggunakan kendaraan plat merah, tetapi seluruh dinas, untuk hari ini selama ada demo mahasiswa tidak dibolehkan," kata Basory.

Sementara itu, ratusan demonstran dari aliansi mahasiswa mulai pukul 10.00 Wita, bergerak menggunakan kendaraan roda dua menuju kawasan Pusat Pemerintahan Kutai Timur di Bukit Pelangi menuju Gedung DPRD, menuntut pemerintah menghentikan rencana menaikkan harga BBM pada April 2012.

Para pengunjuk rasa yang mengatasnamakan "Aliansi Mahasiwa Menggugat" --terdiri dari Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Mahasiswa Stiper--, melakukan long march dari simpang empat Kota Sangatta dan berkumpul di simpang tiga Jalan Pendidikan setelah melintasi Jalan Yos Sudarso sejauh dua kilometer.

Kemudian mahasiwa dengan membawa bendera masing-masing menggunakan kendaraan roda dua menuju pusat pemerintahan Kutai Timur di Bukit Pelangi, untuk menyampaikan tuntutannya di gedung DPRD dengan dikawal ketat ratusan aparat kepolisian.

Dalam orasinya, Alek Bajo, Ketua GMNI mengatakan sikap mahasiswa seluruh Indonesia untuk menolak kebijakan pemerintah pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono yang akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada April 2012.

"Ini adalah tuntusan mahasiswa sebagai penyambung aspirasi rakyat," katanya. (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012