Direktur Utama PDAM Tirta Tuah Benua Kutai Timur (Kutim), Suparjan mengimbau pelanggan untuk menggunakan air dengan bijak di saat musim kemarau ini meskipun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan mulai turun di Kutai Timur akhir Oktober atau awal Noveber 2019.
"Meskipun tidak separah 2015, saya mengajak warga gunakan air seperlunya saja gunakan untuk hal-hal penting mengingat musim kemarau yang masih berlangsung," ujar Suparjan usai menghadiri rapat koordinasi di Ruang Meranti Kantor Bupati, Senin (16/9).
Menurut dia, pihaknya tidak tahu kapan hujan akan turun, informasi perkiraan cuaca dari BMKG menyebutkan kemungkinan hujan baru turun di Kutim akhir Oktober atau awal November, tapi itu kan masih perkiraan bisa saja lebih lama lagi.
Suparjan menjelaskan bahwa debit air Sungai Sangatta yang merupakan sumber air baku PDAM belum terpengaruh instrusi air laut dan masih aman dikonsumsi.
Debit air juga masih aman sehingga distribusi ke pelanggan belum ada kendala.
“Kalau ada keluhan baik kualitas air maupun distribusi, segera kami tindaklanjuti. Silahkan menghubungi call center (pusat pengaduan) 0549-2027255 atau WA 0811591515. Kami akan siapkan armada untuk memenuhi permintaan warga dalam toleransi jarak yang bisa dilayani. Tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Suparjan juga menyebutkan akan terus memaksimalkan cakupan pelayanan strategis terutama untuk daerah–daerah rawan terdampak musim kemarau seperti di Kecamatan Sangatta Selatan dan Sandaran.
"Kami terus menggali sumber- sumber potensial untuk pembiayaan dan pendanaan baik melaui APBD, APBD Provinsi maupun APBN. Akses – akses keuangan ini tentu akan dijajaki lebih lanjut untuk ekspansi usaha PDAM," katanya.
Target 2019 akan dilayani sekitar 3.200 kepala keluarga (kk), tahap awal 2.300 kk hingga September ini sudah tersambung 1.200 kk.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Meskipun tidak separah 2015, saya mengajak warga gunakan air seperlunya saja gunakan untuk hal-hal penting mengingat musim kemarau yang masih berlangsung," ujar Suparjan usai menghadiri rapat koordinasi di Ruang Meranti Kantor Bupati, Senin (16/9).
Menurut dia, pihaknya tidak tahu kapan hujan akan turun, informasi perkiraan cuaca dari BMKG menyebutkan kemungkinan hujan baru turun di Kutim akhir Oktober atau awal November, tapi itu kan masih perkiraan bisa saja lebih lama lagi.
Suparjan menjelaskan bahwa debit air Sungai Sangatta yang merupakan sumber air baku PDAM belum terpengaruh instrusi air laut dan masih aman dikonsumsi.
Debit air juga masih aman sehingga distribusi ke pelanggan belum ada kendala.
“Kalau ada keluhan baik kualitas air maupun distribusi, segera kami tindaklanjuti. Silahkan menghubungi call center (pusat pengaduan) 0549-2027255 atau WA 0811591515. Kami akan siapkan armada untuk memenuhi permintaan warga dalam toleransi jarak yang bisa dilayani. Tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Suparjan juga menyebutkan akan terus memaksimalkan cakupan pelayanan strategis terutama untuk daerah–daerah rawan terdampak musim kemarau seperti di Kecamatan Sangatta Selatan dan Sandaran.
"Kami terus menggali sumber- sumber potensial untuk pembiayaan dan pendanaan baik melaui APBD, APBD Provinsi maupun APBN. Akses – akses keuangan ini tentu akan dijajaki lebih lanjut untuk ekspansi usaha PDAM," katanya.
Target 2019 akan dilayani sekitar 3.200 kepala keluarga (kk), tahap awal 2.300 kk hingga September ini sudah tersambung 1.200 kk.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019