Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Direktur Utama Perusahaan Daerah (Perusda) Tunggang Parangan, Erwinsyah, mengatakan, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II telah merestui dan mendoakan agar produksi beras "Gerbang Raja" dapat berjalan sesuai harapan.
"Sultan juga merestui penggunaan logo Lembuswana. Ini merupakan tantangan kami untuk makin mengembangkan beras yang diharapkan menjadi kebanggaan Kukar (Kutai Kartanegara) ini," katanya yang didampingi Direktur Umum Perusda Tunggang Parangan, Adenani, di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu.
Sebelumnya, Jumat (16/3), Jajaran direksi Perusahaan Daerah (Perusda) Tunggang Parangan bersama Kepala Rice Processing Unit (RPU) Kukar H Syahran bersilaturahim ke kediaman Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II.
Logo Lembuswana selanjutnya akan digunakan pada kemasan beras "Gerbang Raja". Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara.
Lembuswana dicirikan sebagai berkepala singa, bermahkota (melambangkan keperkasaan seorang raja yang dianggap penguasa dan mahkota adalah tanda kekuasaan raja yang dianggap seperti dewa), berbelalai gajah (melambangkan dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan), bersayap garuda, dan bersisik ikan.
RPU Kutai Kartanegara di bawah asuhan Perusda Tunggang Parangan, saat ini sedang gencar memproduksi beras dalam kemasan dengan merek "Gerbang Raja". Beras tersebut akan disebar di pasaran. Beras gerbang raja akan diproduksi dengan lima kemasan yaitu 1 kg, 2 kg, 5 kg, 10 kg serta 20 kg.
Dengan kemasan berbagai ukuran tersebut diharapkan beras Gerbang Raja bisa menjangkau berbagai kalangan. Tak hanya untuk memenuhi pasar lokal, diharapkan beras Gerbang Raja bisa mengisi kebutuhan di pasar kabupaten/kota lainnya di Kaltim.
Kepala RPU H Syahran juga menjelaskan bahwa dalam satu jam, RPU mampu memproses empat ton gabah kering giling menjadi beras.
Beras yang dihasilkan juga bisa langsung dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Misalnya kualitas beras kepala, yaitu dengan butiran beras yang utuh dan beratnya cukup sehingga beras yang patah-patah langsung terpisahkan dengan beras yang bagus.
"Jadi yang kita kemas jadi beras Gerbang Raja itu adalah beras kepala yang bagus," ujarnya
Untuk itu pihaknya perlu bekerjasama dengan petani, sehingga persediaan gabah kering giling sebagai bahan baku beras Gerbang Raja stoknya terjaga. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Sultan juga merestui penggunaan logo Lembuswana. Ini merupakan tantangan kami untuk makin mengembangkan beras yang diharapkan menjadi kebanggaan Kukar (Kutai Kartanegara) ini," katanya yang didampingi Direktur Umum Perusda Tunggang Parangan, Adenani, di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Sabtu.
Sebelumnya, Jumat (16/3), Jajaran direksi Perusahaan Daerah (Perusda) Tunggang Parangan bersama Kepala Rice Processing Unit (RPU) Kukar H Syahran bersilaturahim ke kediaman Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura HAM Salehuddin II.
Logo Lembuswana selanjutnya akan digunakan pada kemasan beras "Gerbang Raja". Lembuswana menjadi lambang Kerajaan Kutai hingga Kesultanan Kutai Kartanegara.
Lembuswana dicirikan sebagai berkepala singa, bermahkota (melambangkan keperkasaan seorang raja yang dianggap penguasa dan mahkota adalah tanda kekuasaan raja yang dianggap seperti dewa), berbelalai gajah (melambangkan dewa Ganesha sebagai dewa kecerdasan), bersayap garuda, dan bersisik ikan.
RPU Kutai Kartanegara di bawah asuhan Perusda Tunggang Parangan, saat ini sedang gencar memproduksi beras dalam kemasan dengan merek "Gerbang Raja". Beras tersebut akan disebar di pasaran. Beras gerbang raja akan diproduksi dengan lima kemasan yaitu 1 kg, 2 kg, 5 kg, 10 kg serta 20 kg.
Dengan kemasan berbagai ukuran tersebut diharapkan beras Gerbang Raja bisa menjangkau berbagai kalangan. Tak hanya untuk memenuhi pasar lokal, diharapkan beras Gerbang Raja bisa mengisi kebutuhan di pasar kabupaten/kota lainnya di Kaltim.
Kepala RPU H Syahran juga menjelaskan bahwa dalam satu jam, RPU mampu memproses empat ton gabah kering giling menjadi beras.
Beras yang dihasilkan juga bisa langsung dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Misalnya kualitas beras kepala, yaitu dengan butiran beras yang utuh dan beratnya cukup sehingga beras yang patah-patah langsung terpisahkan dengan beras yang bagus.
"Jadi yang kita kemas jadi beras Gerbang Raja itu adalah beras kepala yang bagus," ujarnya
Untuk itu pihaknya perlu bekerjasama dengan petani, sehingga persediaan gabah kering giling sebagai bahan baku beras Gerbang Raja stoknya terjaga. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012