Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman Aji Sofyan Effendi meminta pengusaha di Kalimantan Timur agar lebih agresif membantu peternak ikan lele. Pasalnya, selain potensi komoditas tersebut cukup besar, peternak juga membutuhkan bimbingan dan modal untuk meningkatkan skala usaha mereka.


“Bahkan bukan sekadar bimbingan, tetapi juga modal karena peternak membutuhkan modal relatif besar. Ini dalam rangka meningkatkan skala usaha dari yang semula hanya rumahan,” kata Aji di Samarinda, Kamis.

Bantuan pengusaha melalui dana corporate social responsibility (CSR) sangat penting untuk menggairahkan peternak dalam upaya budi daya komoditas yang memang sangat prospektif tersebut.

“Ikan lele merupakan makanan sehari-hari masyarakat Kalimantan Timur. Masyarakat Kaltim sangat heterogen. Tidak ada makanan khusus yang mencirikan suatu daerah. Dalam kondisi seperti itu, pecel lele misalnya, sangat mudah diterima oleh masyarakat,” kata Aji.

Selain modal, pengusaha juga bisa berperan melatih dan mengedukasi. Dengan demikian, meski sebenarnya teknik usaha ini tergolong mudah dipraktikkan, namun petani memang membutuhkan berbagai informasi yang aktual, termasuk jika terdapat inovasi mutakhir terkait budi daya maupun pemasaran komoditas itu.

Potensi lele, kata Aji, cukup prospektif karena banyak perusahaan besa yang memiliki tenaga kerja dan juga tingginya angka urbanisasi.

Dampaknya minat pada kuliner berbahan dasar lele, seperti pecel lele, yang secara rasa memang diterima berbagai kalangan. Dan untuk mengimbangi permintaan yang terus meningkat itulah, mau tak mau harus diimbangi dengan peningkatan produksi.

“Apalagi, lele sekarang tidak hanya komoditas di warung pinggiran. Banyak hotel berbintang yang juga menyediakan makanan tersebut,” katanya.

Pengusaha pembenihan lele, Wendy Perdana Poetra, pemilik Pembibitan Sangkuriang Sakti (Sangkuti) ini, mengatakan banyaknya warung pecel lele di jalan di berbagai wilayah Kaltim, merupakan salah satu bukti bahwa bisnis tersebut memang cerah.

Itu sebabnya, Wendy yang memasok benih lele ke berbagai pelosok di Indonesia, tetap menjadikan Kaltim sebagai salah satu pasarnya. "Untuk itu, kami terus membuka pasar di sini,” kata dia.*

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019