Tiga warga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, meninggal dunia akibat HIV/AIDS sepanjang 2019, kata Kepala Seksi atau Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan setempat Eka Wardhana.
"Ketiga orang itu telah masuk dalam kategori akut dan kondisinya sudah sangat lemah saat berobat di rumah sakit," jelas Eka Wardhana ketika dihubungi di Penajam, Sabtu.
"Mereka terlambat diketahui mengidap HIV/AIDS dan mendapat penanganan dari tim medis. Kami deteksi saat kondisinya sudah memburuk" katanya.
Tiga warga Kabupaten Penajam Paser Utara yang meninggal dunia karena terinfeksi HIV tersebut lanjut ia, semuanya laki-laki.
Perkembangan HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara menurut Eka Wardhana, semakin memprihatinkan.
Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menangani 74 kasus HIV/AIDS, rata-rata yang terinfeksi HIV masih usia produktif.
"Periode Januari hingga Juli 2019 terdapat 13 kasus baru, terdiri dari delapan orang laki-laki dan lima perempuan," ungkap Eka Wardhana.
Dari 13 kasus HIV/AIDS yang ditemukan sepanjang 2019 tersebut, tiga orang di antaranya meninggal dunia karena sudah masuk fase AIDS dan terlambat dirawat untuk mendapatkan pengobatan.
"Kami imbau warga yang mengalami gejala HIV (human immunodeficiency virus), jangan malu periksakan diri karena virus itu cepat menggerogoti kekebalan tubuh," ujar Eka Wardhana.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga mewajibkan VCT (voluntary counselling and testing) atau konseling dan tes HV sukarela kepada ibu hamil, untuk pencegahan dini terhadap anak dalam kandungan terinfeksi HIV.
"VCT bagi ibu hamil bisa mencegah anak dalam kandungan terjangkit HIV jika ibunya terinfeksi HIV, juga mencegah risiko petugas medis terinfeksi HIV saat menangani ibu melahirkan," ucap Eka Wardhana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019
"Ketiga orang itu telah masuk dalam kategori akut dan kondisinya sudah sangat lemah saat berobat di rumah sakit," jelas Eka Wardhana ketika dihubungi di Penajam, Sabtu.
"Mereka terlambat diketahui mengidap HIV/AIDS dan mendapat penanganan dari tim medis. Kami deteksi saat kondisinya sudah memburuk" katanya.
Tiga warga Kabupaten Penajam Paser Utara yang meninggal dunia karena terinfeksi HIV tersebut lanjut ia, semuanya laki-laki.
Perkembangan HIV/AIDS di Kabupaten Penajam Paser Utara menurut Eka Wardhana, semakin memprihatinkan.
Saat ini Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara menangani 74 kasus HIV/AIDS, rata-rata yang terinfeksi HIV masih usia produktif.
"Periode Januari hingga Juli 2019 terdapat 13 kasus baru, terdiri dari delapan orang laki-laki dan lima perempuan," ungkap Eka Wardhana.
Dari 13 kasus HIV/AIDS yang ditemukan sepanjang 2019 tersebut, tiga orang di antaranya meninggal dunia karena sudah masuk fase AIDS dan terlambat dirawat untuk mendapatkan pengobatan.
"Kami imbau warga yang mengalami gejala HIV (human immunodeficiency virus), jangan malu periksakan diri karena virus itu cepat menggerogoti kekebalan tubuh," ujar Eka Wardhana.
Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara juga mewajibkan VCT (voluntary counselling and testing) atau konseling dan tes HV sukarela kepada ibu hamil, untuk pencegahan dini terhadap anak dalam kandungan terinfeksi HIV.
"VCT bagi ibu hamil bisa mencegah anak dalam kandungan terjangkit HIV jika ibunya terinfeksi HIV, juga mencegah risiko petugas medis terinfeksi HIV saat menangani ibu melahirkan," ucap Eka Wardhana.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019