Samarinda, (ANTARA News Kaltim)- Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim akan membangun menara komunikasi pada tiga kabupaten yangberbatasan langsung dengan Malaysia timur, yakni Serawak dan Sabah.
"Kita akan membangun menara komunikasi di daerah perbatasan pada 2012 untuk mengatasi masalah blank spot," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, M Jauhar Efendi di Samarinda, Senin.
Ia menambahkan bahwa tiga daerah yang akan dibangun menara komunikasi itu adalah Kabupaten Malinau, Nunukan dan Kutai Barat.
Daerah pertama yang mendapat prioritas pembangunan menara adalah di Kecamatan Long Nawang, Malinau dengan ketinggian yang sudah dirancang mencapai 70 meter.
Pendanaan pembangunan menara tersebut mendapat dukungan dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) 2012 senilai Rp2 miliar, sehingga diharapkan secepatnya pembangunannya dapat direalisasikan.
Dalam pembangunannya, Diskominfo Kaltim bekerja sama dengan pemerintah di masing-masing daerah, yakni yang berkaitan dengan penyiapan lahan untuk tempat berdirinya menara, tentunya lahan yang diharapkan adalah yang layak dan tidak menganggu kegiatan lain.
Kerjasama dengan pihak lain juga dibutuhkan, terutama terhadap sejumlah operator selular, yakni beberapa operator seluler yang memiliki kewenangan menentukan titik koordinat jaringan.
Terkait dengan itu, maka dia minta kepada tiga pemerintah di kabupaten itu, terutama Pemkab Malinau agar segera mempersiapkan lahan, sedangkan untuk ketinggiannya akan berbeda antara daerah satu dengan lainnya, karena disesuaikan dengan titik koordinat dan kondisi daerah.
Jauhar memprediksi dalam pembangunannya akan terdapat kendala yang dihadapi, tertama masalah transportasi hingga ke lokasi yang notabenenya berada di pedalaman itu, yakni sulitnya mengangkut peralatan dan bahan ke lokasi karena minimnya infrastruktur.
Terkait dengan itu, maka dia minta kepada pemerintah kabupaten setempat agar bersama-sama memikirkan solusi terbaik, terutama mengenai jalur yang harus dilalui, termasuk bahan bangunan yang bisa diperoleh dari lokasi yang terdekat.
"Untuk jalur transportasi bahan dan alat untuk membangun menara, hingga saat ini masih diprediksi menggunakan pesawat, pasalnya jalur darat masih terbatas dan sangat sulit, sedangkan jalur sungai juga menghawatirkan karena selain berarus deras, juga banyak batu besar," kata Jauhar lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012
"Kita akan membangun menara komunikasi di daerah perbatasan pada 2012 untuk mengatasi masalah blank spot," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, M Jauhar Efendi di Samarinda, Senin.
Ia menambahkan bahwa tiga daerah yang akan dibangun menara komunikasi itu adalah Kabupaten Malinau, Nunukan dan Kutai Barat.
Daerah pertama yang mendapat prioritas pembangunan menara adalah di Kecamatan Long Nawang, Malinau dengan ketinggian yang sudah dirancang mencapai 70 meter.
Pendanaan pembangunan menara tersebut mendapat dukungan dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) 2012 senilai Rp2 miliar, sehingga diharapkan secepatnya pembangunannya dapat direalisasikan.
Dalam pembangunannya, Diskominfo Kaltim bekerja sama dengan pemerintah di masing-masing daerah, yakni yang berkaitan dengan penyiapan lahan untuk tempat berdirinya menara, tentunya lahan yang diharapkan adalah yang layak dan tidak menganggu kegiatan lain.
Kerjasama dengan pihak lain juga dibutuhkan, terutama terhadap sejumlah operator selular, yakni beberapa operator seluler yang memiliki kewenangan menentukan titik koordinat jaringan.
Terkait dengan itu, maka dia minta kepada tiga pemerintah di kabupaten itu, terutama Pemkab Malinau agar segera mempersiapkan lahan, sedangkan untuk ketinggiannya akan berbeda antara daerah satu dengan lainnya, karena disesuaikan dengan titik koordinat dan kondisi daerah.
Jauhar memprediksi dalam pembangunannya akan terdapat kendala yang dihadapi, tertama masalah transportasi hingga ke lokasi yang notabenenya berada di pedalaman itu, yakni sulitnya mengangkut peralatan dan bahan ke lokasi karena minimnya infrastruktur.
Terkait dengan itu, maka dia minta kepada pemerintah kabupaten setempat agar bersama-sama memikirkan solusi terbaik, terutama mengenai jalur yang harus dilalui, termasuk bahan bangunan yang bisa diperoleh dari lokasi yang terdekat.
"Untuk jalur transportasi bahan dan alat untuk membangun menara, hingga saat ini masih diprediksi menggunakan pesawat, pasalnya jalur darat masih terbatas dan sangat sulit, sedangkan jalur sungai juga menghawatirkan karena selain berarus deras, juga banyak batu besar," kata Jauhar lagi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012