Sangata (ANTARA News Kaltim) - Sejumlah investor perkebunan sawit di Kutai Timur menyatakan siap mendukung pembangunan dan pengembangan bandar udara (bandara) kelas perintis Desa Miau Baru, Kecamatan Kongbeng, di salah satu kabupaten di Kalimantan Timur itu.

"Yang pasti sudah ada enam perusahaan perkebunan kelapa sawit yang sudah bersedia melakukan kerja sama dengan Pemkab Kutai Timur pengembangan Bandara Perintis Miau Baru," kata juru bicara dari kelompok usaha Astra, Abdul Halim Johar di Sangata, Jumat.

Abdul Halim yang juga Manejer Eksternal PT. Swakarsa Sinar Sentosa mengatakan bahwa keenam perusahaan itu berada dalam payung kelompok usaha Astra.

Ke-enam perusahaan itu di antaranya, yakni PT. Swakarsa Sinar Sentosa, PT. Darma Inti Sawit Nugraha, PT Darma Agung Utama Nusantara dan PT. Dewasa Sawit Nusantara.

Ia mengatakan bahwa sudah mengadakan rapat bersama membahas pengembangan bandara perintis Miau baru, dengan pertimbangan adalah jika bandara atau lapangan perintis Miau Baru dimanfaatkan, mereka optimistis bahwa Muara Wahau dan Kongbeng semakin berkembang.

"Kami sangat merasakan jika memang bandara Miau Baru itu bisa difungsikan, jika diregulasinya memungkinkan bisa didarati pesawat jenis das seven sehingga mampu mengangkut barang dan orang lebih banyak," kata pria berkacamata yang akrab dipanggil Pak Dudung.

Di sekitar Muara Wahau sekarang ini terdapat sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terus berkembang. Sehingga dibutuhkan sarana transportasi yang memadai dan nyaman.

Sekarang masyarakat masih mengandalkan jalan darat, semua itu tergantung kondisi jalan selain itu harus menempuh waktu yang cukup lama, jika ingin berpergian ke luar Kaltim justru melalui Kabupaten Berau

Manager CSR, Immanuel menambahkan bahwa kehadiran Bandara Miau akan sangat membantu masyarakat terutama kalangan pebisnis termasuk perbankan karena akan mempermudah dalam transportasi. Sebab selama ini, mereka cukup kesulitan tranportasi, karena jauh ke Berau, atau ke Samarinda dan Balikpapan.

"Swakarsa Group bukan siap dalam bentuk uang, tetapi mengerjakan run way dan pembangunan lainnya yang terkait dengan bandara," katanya Imanuel didampingi Albert.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kutai Timur Drs.H.Johansyah Ibrahim mengatakan bahwa Bandara Miau Baru dulunya dikatai penerbangan jenis MAP untuk kegiatan misi namun dalam beberapa tahun ini kegiatan itu tidak ada lagi.

"Pemkab Kutai Timur akan membicarakannya dulu dengan camat dan kepala desa serta para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat Miau Baru, status tanah bandara perintis itu milik siapa, agar nantinya tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," katanya.

Dandara Miau Baru memiliki panjang 800 meter (M) dengan lebar 15 M, padahal idealnya panjang dan lebar adalah panjang 1.200 meter x 30 M sehingga bisa melayani pesawat dengan kapasitas 12 orang.

Bandara Miau Baru meskipun kelas perintis namun sudah pernah disinggahi sejumlah menteri saat melaksanakan kunjungan kerja ke pedalaman Kaltim itu.  (*)

Pewarta: Adi Sagaria

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012