Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui dinas terkait akan terus melakukan percepatan pembangunan transportasi darat, udara, laut, sehingga ke depan perjalanan dari dan ke sejumlah daerah di provinsi itu menjadi lebih lancar.

"Berbagai upaya kami lakukan, antara lain fokus menyelesaikan Bandara Samarinda Baru (BSB) di Sungai Siring, percepat pembangunan Dermaga Feri Balikpapan ,Penajam," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, Zairin Zain di Samarinda, Jumat.

Untuk pembangunan transportasi bidang udara, lanjut dia, pembangunan BSB untuk pekerjaan sisi darat dibagi dalam tiga paket dengan total pembiayaan senilai Rp696,3 miliar.

Dana sebesar itu bersumber dari alokasi pembiayaan tahun jamak APBD Kaltim selama tiga tahun, yakni mulai 2011 hingga 2013.

Pembangunan bidang udara lainnya adalah perluasan Bandara di Kalimarau, Berau, dan Juwata, Tarakan, termasuk perpanjangan landasan pacu Bandara perintis di tiga kabupaten perbatasan dengan Malaysia, yakni Long Ampung, Long Bawan, dan Datah Dawai.

Selanjutnya, program untuk mempercepat penyelesaian Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, dan memindahkan secara bertahap Pelabuhan Peti Kemas Samarinda yang berada di kawasan perkotaan untuk dipindah ke Palaran, Samarinda Seberang.

Sedangkan untuk transportasi darat, pihaknya membantu Polantas mengurai kemacetan dengan menurunkan personel LLAJ dan memasang Auto Traffic Control System (ATCS) atau sistem kendali lalulintas kendaraan di lima titik rawan kemacetan di Kota Samarinda.

Kegiatan ini dapat memudahkan Dishub Kaltim dalam menginformasikan titik-titik kemacetan, tujuannya adalah agar masyarakat bisa memilih jalur alternatif yang tidak mengalami kemacetan.

Terkait percepatan pembangunan dermaga feri Balikpapan - Penajam Paser Utara (PPU), menurut dia, harus segera diselesaikan, terutama dermaga di PPU yang terkendala persoalan lahan karena masih diduduki masyarakat.

"Kami akan percepat pembangunan dua dermaga penyeberangan feri Balikpapan - PPU, karena dermaga itu sering mengalami antrian hingga 10 kilometer sehingga sulit menampung tingginya intensitas penyeberangan dari dan menuju Balikpapan," ucapnya.

Menurut Zairin, masalah lain kemacetan lalulintas tidak hanya pada sibuknya dermaga, melainkan karena kurang fleksibelnya pengaturan penyeberangan kapal feri.

Feri tidak langsung bergeser setelah mengangkut atau menurunkan penumpang, sehingga feri lainnya tertunda sandar di dermaga. Akibatnya, waktu tempuh feri satu dan lainnya lebih lama sehingga terjadi penumpukan penumpang.  (*)

Pewarta: M Ghofar

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2012