Kepala desa (Kades) di Provinsi Kalimantan Timur melakukan langkah kreatif dalam mengatasi masalah sampah yang sebelumnya mengotori lingkungan, yakni dengan memanfaatkannya menjadi berbagai barang dan souvenir menarik sehingga bernilai jual.


"Mengolah sampah menjadi barang yang laku dijual akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Paling tidak dapat membantu ekonomi keluarga," kata Kepala Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Fahri Arsyad, Sabtu.

Dalam pengelolaan sampah di desa tersebut, pihaknya telah mendirikan bank sampah dan kios sampah, sehingga melalui dua wadah ini terjadi kegiatan transaksi jual beli sampah maupun hasil kerajinan tangan yang bahan bakunya dari sampah.

Dalam pengelolaan sampah ini diakui mungkin bukan hal baru di desa lain, namun bagi Loa Duri Ilir hal itu menjadi sesuatu yang istimewa karena selain untuk membersihkan lingkungan juga bisa menghasilkan uang.

Dalam manajemen pengelolaan barang dari sampah, desa itu juga menerapkan sesuatu yang baru yakni bagi warga yang ingin mengurus surat di kantor desa diwajibkan membeli map hasil olahan kaum ibu di desa setempat.

Kemudian bagi ibu-ibu yang akan mendapatkan vitamin tambahan bagi anaknya, diwajibkan membawa sampah ke Posyandu saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi untuk mengetahui perkembangan bayinya.  

Sampah, katanya, seharusnya menjadi berkah, bukan menjadi masalah asalkan semua komponen masyarakat peduli dan mau mengelola sampah. Oleh karena itu, dia berkeinginan membuat pabrik pengolahan sampah terpadu.

"Kami tidak keberatan desa kami dijadikan tempat pembuangan sampah dari desa sekitar, akan tetapi sampah yang dibuang di desa akan disulap menjadi barang berharga, sampah juga bisa dijadikan pupuk organik yang bisa bernilai jual untuk menambah pendapatan masyarakat," katanya.

Dalam usaha membuat pabrik pengolah sampah, dia mengharap adanya bantuan dari pemerintah baik pusat, provinsi, maupun kabupaten, bahkan dari pemerhati atau perusahaan sekalipun untuk pembuatan pabrik pengolahan sampah terpadu.

"Dalam status Indeks Desa Membangun (IDM), Loa Duri Ilir inikan masuk dalam kategori Desa Mandiri, maka kami berharap adanya perhatian agar masyarakat lebih sejahtera, tidak cukup hanya menyandang gelar Mandiri tapi masyarakatnya juga harus sejahtera," ujarnya. 

Sementara Helvin, Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Masyarakat pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim, saat melakukan Pembinaan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) di desa itu, mengatakan bahwa Loa Duri Ilir laik mendapat bantuan untuk pengelolaan sampah terpadu.

Saat ini, katanya, Desa Loa Duri Ilir memang sudah mengolah sampah untuk dijadikan aneka barang bernilai jual, seperti dari ban mobil bekas diolah menjadi pot bunga dan pagar taman, namun masih perlu bantuan pengembangannya.

"Selain itu, limbah rumah tangga juga diolah sebagai map dan tas yang berbahan dari plastik. Dari hasil pengolahan sampah ini mampu menyerap tenaga kerja dari beberapa kelompok perempuan," kata Helvin.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019