Kabupaten Mahakam Hulu (Mahulu), kawasan perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur, dinilai memiliki peluang besar untuk mewujudkan swasembada beras, sekaligus bisa menjadi daerah yang memiliki ketahanan pangan karena potensinya memang besar.

 

"Saat ini Mahulu memang masih mendatangkan beras dari luar daerah, namun beberapa tahun ke depan pasti bisa swasembada," ujar Ketua  Program Gerbangmas - Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kampung Mandiri (P2MKM) Kabupaten Mahulu, Aji Sofyan Effendi di Samarinda, Jumat.

Aji Sofyan yang juga Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman ini mengatakan, salah satu bukti Mahulu belum swasembada beras adalah setiap hari selalu ada kapal dari Samarinda yang mengangkut beras untuk dibawa ke Mahulu.

Puluhan karung beras yang setiap hari diangkut tersebut merupakan pesanan dari para agen maupun toko bahan kebutuhan pokok yang tersebar di sejumlah lokasi.

Selanjutnya beras-beras itu banyak dibeli oleh pemilik rumah makan dan warga setempat.

Ke depan, lanjutnya, dengan berbagai pola yang akan diterapkan pihaknya bersama instansi terkait, diyakini Mahulu akan mampu menjadi swasembada beras, bahkan bisa menjualnya ke daerah lain yang bukan hanya di Kaltim, namun hingga ke luar pulau, sehingga bisa jadi keinginan menjadikan “Beras Mahulu untuk Indonesia” bakal terwujud.

"Tidak ada kata tidak bisa karena lahan kita cukup. Tidak ada kata terlambat dalam urusan ini, maka dari sekarang harus dimulai. Keberadaan Tim Gerbangmas P2MKM berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Mahulu, dibantu instansi terkait bersama optimisme masyarakat, tentu hal ini akan bisa kita ciptakan," ucap Aji.

Kondisi terkini, berdasarkan data lahan sawah di Mahulu baru ada sekitar 12 hektare (ha), sementara hasil panennya adalah 4 ton per ha per tahun sehingga total produksi dari padi sawah diperoleh sebanyak 56 ton per tahun.

Kemudian lahan dari ladang padi seluas 4.354 ha dengan hasil panen 2,9 ton per ha per tahun atau menjadi 1.290 ton, sehingga total dari padi sawah ditambah padi ladang total menjadi 1.346 ton padi.

Di sisi lain, lanjutnya, berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil setempat, jumlah penduduk Mahulu tahun 2017 sebanyak 33.420 jiwa. Terdiri atas 17.737 jiwa penduduk laki-laki dan 15.683 jiwa penduduk perempuan.

Jika rata-rata satu penduduk Mahulu mengkonsumsi 250 gram beras per hari, maka dalam satu tahun akan dibutuhkan sebanyak 8.355 kg beras per orang yang totalnya dibutuhkan 3.049.575 kg atau dibulatkan menjadi 3.050 ton per tahun.

"Sementara beras produksi lokal saat ini (dengan asumsi data valid) yang hanya 1.346 ton, berarti Mahulu masih kekurangan 1.704 ton. Kekurangan inilah yang harus dipenuhi untuk bisa memproduksi 3.050 ton per tahun. Yakin, pasti ke depan mampu," jelas Aji.

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019