Tenggarong (ANTARA News Kaltim) - Para penyelam tradisional tetap dilibatkan pada pencarian korban dan evakuasi bangkai mobil akibat ambruknya Jembatan Kartanegara di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, hingga akhir masa tanggap darurat.

"Mereka (penyelam tradisional) akan tetap dilibatkan hingga akhir masa tanggap darurat yakni pada 25 Desember 2011," kata Wakil Bupati Kutai Kartanegara M. Ghufron di Posko Jembatan Ambruk Tenggarong, Rabu sore.

Terkait insiden salah seorang penyelam tradisional mengalami dekompresi atau keadaan medis ketika akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara menyumbat aliran darah serta sistem syaraf saat melakukan penyelaman pada Senin (12/12), Wakil Bupati Kutai Kartanegara tersebut mengatakan tetap mempercayakan upaya pencarian dan evakuasi bangkai mobil kepada penyelam dari pedalaman Kaltim tersebut.

"Penyelam tradisional yang sempat mengalami kejang-kejang itu hari ini kembali bergabung bersama teman-temannya walaupun dia tidak ikut menyelam. Sampai saat ini mereka menyatakan masih sanggup melakukan upaya pencarian. Namun, jika mereka sudah menyerah, kami akan menggunakan kelompok penyelam tradisional lainnya," kata Ghufron.

Enam penyelam tradisional sejak Rabu pagi hingga siang masih terus melakukan upaya evakuasi terhadap bangkai mobil yang masih berada di dasar Sungai Mahakam.

Pada Rabu siang sekitar pukul 11. 00 Wita, enam penyelam tradisional mulai melakukan penyelaman untuk mengikat salah satu benda yang diduga mobil di Dasar Sungai Mahakam.

Sekitar pukul 12. 30 Wita, `crane barge` mulai terlihat menarik benda dari dalam sungai namun sekitar 15 menit kemudian, tali pengait terhentak disusul terdengar suara benda jatuh di dasar Sungai Mahakam.

"Tadi, upaya maksimal sudah dilakukan para penyelam tradisional namun seperti kecurigaan saya, kemungkinan mobil tersebut tersangkut kerangka jembatan sehingga saat proses penarikan dilakukan tali pengait tersebut terputus akibat rangka jembatan ikut tertarik," katanya.

"Besok upaya evakuasi bangka mobil akan kembali dilakukan namun terlebih dulu akan diupayakan menggeser posisi mobil tersebut sehingga proses penarikan bisa dilakukan," ungkap Ghufron.

Salah satu benda diduga mobil tersebut disinyalir sebagai bus, katanya.

"Menurut para penyelam tradisional tersebut, satu dari tiga mobil yang telah diberi tanda itu dimungkinkan bus karena ukurannya besar," kata Ghufron.  (*)

Pewarta: Amirullah

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011