Nunukan (ANTARA Kaltim News) - Jumlah penduduk di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 menjadi 140.841 jiwa atau bertambah sekitar 6.213 jiwa dari sebelumnya sebanyak 79.628 jiwa pada 2000.
"Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nunukan cukup tinggi, menduduki peringkat ke dua setelah Kabupaten Tana Tidung," kata Plh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Nunukan, Winarlan SE, saat membuka Penyelerasian Kebijakan Kependudukan dan Penetapan Parameter Kependudukan di Nunukan, Senin.
Ia mengatakan, pertambahan penduduk sebanyak 140.841 jiwa itu tersebar di sembilan kecamatan di antaranya di kecamatan krayan sebanyak 7.240 jiwa, kecamatan Krayan Selatan 2.243 jiwa,Kecamatan Lumbis 9.883, Kecamatan Sembakung 8.138 jiwa. Selanjutnya Kecamatan Nunukan 53.621 jiwa, Kecamatan Sebuku 14.899 jiwa, Kecamatan Nunukan Selatan 12.260 jiwa, Kecamatan Sebatik 22.173 jiwa, dan di Kecamatan Sebatik Barat 10.384 jiwa.
Dikatakannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi berimplikasi terhadap terjadinya penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurunnya tingkat kesejahteraan dan daya beli serta meningkatnya beban pemerintah dalam penyedian fasilitas kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.
Menurut dia, jika hal itu tidak diantisipasi dengan capat dan baik,maka tidak menutup kemungkinan pada kurun waktu 10 hingga 15 tahun kedepan terjadi ledakan penduduk atau "baby boom" di Kabupaten Nunukan.
Pertambahan penduduk di Kabupaten Nunukan selain terjadinya kelahiran (Total Fertility Rate/TFR) juga diakibatkan oleh banyaknya warga pendatang.
"Kabupaten Nunukan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia (Tawau) maka sebagai daerah transit para Tenaga Kerja (TKI) yang ingin bekerja di Malaysia," katanya.
Winarlan menjelaskan untuk mengantisipasi pengendalian dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nunukan, maka program diarahkan pada peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu, efektif, menuju terbentuknya keluarga kecil berkualitas.
Ditegaskannya bahwa program kependudukan dan KB merupakan kunci keberhasilan pembangunan di daerah, jika program KB tidak berhasil, penduduk tumbuh tidak seimbang, maka berbagai dampak yang timbul di antaranya masalah sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pangan dan sandang serta keamanan.
"Percuma jika pertumbuhan ekonomi dan upah masyarakat meningkat, jika jumlah anak terus bertambah dan tidak seimbang maka sulit untuk mewujudkan kesejahteraan," kata Winarlan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nunukan cukup tinggi, menduduki peringkat ke dua setelah Kabupaten Tana Tidung," kata Plh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Nunukan, Winarlan SE, saat membuka Penyelerasian Kebijakan Kependudukan dan Penetapan Parameter Kependudukan di Nunukan, Senin.
Ia mengatakan, pertambahan penduduk sebanyak 140.841 jiwa itu tersebar di sembilan kecamatan di antaranya di kecamatan krayan sebanyak 7.240 jiwa, kecamatan Krayan Selatan 2.243 jiwa,Kecamatan Lumbis 9.883, Kecamatan Sembakung 8.138 jiwa. Selanjutnya Kecamatan Nunukan 53.621 jiwa, Kecamatan Sebuku 14.899 jiwa, Kecamatan Nunukan Selatan 12.260 jiwa, Kecamatan Sebatik 22.173 jiwa, dan di Kecamatan Sebatik Barat 10.384 jiwa.
Dikatakannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi berimplikasi terhadap terjadinya penurunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurunnya tingkat kesejahteraan dan daya beli serta meningkatnya beban pemerintah dalam penyedian fasilitas kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.
Menurut dia, jika hal itu tidak diantisipasi dengan capat dan baik,maka tidak menutup kemungkinan pada kurun waktu 10 hingga 15 tahun kedepan terjadi ledakan penduduk atau "baby boom" di Kabupaten Nunukan.
Pertambahan penduduk di Kabupaten Nunukan selain terjadinya kelahiran (Total Fertility Rate/TFR) juga diakibatkan oleh banyaknya warga pendatang.
"Kabupaten Nunukan berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia (Tawau) maka sebagai daerah transit para Tenaga Kerja (TKI) yang ingin bekerja di Malaysia," katanya.
Winarlan menjelaskan untuk mengantisipasi pengendalian dan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Nunukan, maka program diarahkan pada peningkatan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang terjangkau, bermutu, efektif, menuju terbentuknya keluarga kecil berkualitas.
Ditegaskannya bahwa program kependudukan dan KB merupakan kunci keberhasilan pembangunan di daerah, jika program KB tidak berhasil, penduduk tumbuh tidak seimbang, maka berbagai dampak yang timbul di antaranya masalah sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan, pangan dan sandang serta keamanan.
"Percuma jika pertumbuhan ekonomi dan upah masyarakat meningkat, jika jumlah anak terus bertambah dan tidak seimbang maka sulit untuk mewujudkan kesejahteraan," kata Winarlan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011