Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Partai Golongan Karya (Golkar) akan melantik dua juta pengurus baru dan merekrut 10 juta kader sebagai strategi politik guna meraih 40 persen suara pada Pemilu 2014.

"Salah satu jargon kami pada Pemilu mendatang adalah Suara Rakyat, Suara Golkar, " kata Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Balikpapan..

"Hal itu sudah kami kerjakan sejak tahun lalu. Tahun 2010 lalu kami sebut tahun konsolidasi, 2011 tahun kaderisasi, dan hingga 2013 nanti tahun kekaryaan," ujarnya.

Aburizal Bakrie berada di Balikpapan untuk menghadiri Rapat Koordinasi Teknis Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan di Hotel Grand Senyiur, Jalan Aji Raden Said Muhammad, 3-4 Desember 2011.

Kepengurusan baru yang sudah dan akan dilantik tersebut di seluruh tingkatan partai, mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di tingkat provinsi, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kabupaten-kota, pengurus ranting di tingkat kecamatan, hingga pengurus di desa dan kelurahan di seluruh Indonesia.

"Setiap pengurus di semua tingkatan harus mampu merekrut lima kader baru," kata Ahmadi Noor Supit, Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah Kalimantan. Dari 5 kader itu, ditargetkan sekurangnya satu menjadi anggota. Seorang kader ditargetkan pula mampu mendapatkan minimal dua simpatisan.

Namun demikian, ungkap Supit, baru melantik pengurus yang bisa berjalan mulus hingga hari ini. Perkara merekrut kader sama sekali tidak gampang.

"Sebab kami head to head, bersaing dengan partai-partai nasionalis lain, terutama dengan PDIP dan Partai Demokrat dalam perekrutan ini," kata Fadel Muhammad, Koordinator Pemenangan Pemilu Indonesia Timur.

Sebab itu, tegas Fadel yang juga Wakil Ketua Umum, selain strategi politik, masih ada strategi kultural dan strategi ekonomi. Dalam strategi kultural, pengurus diminta memahami budaya tempat ia menjadi pengurus untuk kepentingan partai.

Pada strategi ekonomi, diantaranya mendekatkan partai kepada organisasi-organisasi pengusaha seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Hmpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan mendorong serta mendukung program ekonomi kerakyatan.

Perolehan suara Golkar terus merosot. Dari meraih 70 persen suara pada Pemilu 1997, kini selalu di bawah 30 persen pada ketiga Pemilu di era reformasi.

Pada Pemilu 2009, di Kalimantan Barat bahkan suara itu tinggal 14,1 persen, di Kalimantan Tengah 14,3 persen, di Kalimantan Timur 18, 1 persen, dan di Kalimantan Selatan tinggal 16,8 persen.

Golkar dalam upaya merebut kembali suara yang hilang itu juga seluruh pengurus hingga tingkat kecamatan diwajibkan melakukan pemetaan kekuatan dan kelemahan, baik Golkar sendiri maupun partai-partai politik lain di wilayahnya, untuk kemudian menerapkan ketiga strategi tadi.  (*)

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011