Sangatta (Antaranews Kaltim) - Dimusim pancaroba serta penghujan seperti sekarang ini, penyakit demam berdarah dengue (DBD) memiliki kemungkinan menjadi wabah jika masyarakat tidak melalukan tindakan antisipasi.


Menyepelekan tindakan menentang terkadang menjadi "bumerang" bagi warga negara, sehingga memungkinkan wabah DBD.

Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) dr Bahrani mengatakan, penderita DBD di Kutim terus meningkat seperti daerah lain. Tercatat sejak Oktober 2018 ada 300 lebih penderita yang dilaporkan.

"Hanya ada dua korban yang meninggal akibat penyakit demam berdarah ini. Satu korban warga Kecamatan Sangatta Utara satunya di Muara Ancalong," ungkap Bahrani ditemui usai rapat coffee morning di ruang Meranti, Kantor Bupati Kutim.

Untuk membasmi DBD, hal utama yang wajib dilakukan adalah dengan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), melaui program 3M Plus berkelanjutan.

Pertama, menguras tempat penampungan air yang biasa digunakan seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air, lemari es dan lain-lain.

Kedua, menutup, yaitu menutup rapat-rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Upaya 3M Plus dapat juga membantu segala bentuk kegiatan menentang seperti, menaburkan bubuk larvasida di tempat penampungan yang sulit dibersihkan.

Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur. Dibitkan, Dimatikan Ikan Jentik Nyamuk, Tanam Tanaman Pengusir Nyamuk, Diterapkan Cahaya dan Kompensasi Dalam Rumah.

Tak hanya itu, bisa juga ditambah menghindari kebiasaan menyimpan di rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

Bahrani menjelaskan, membasmi DBD dengan cara fogging menurutnya kurang ampuh. Sebabnya, fogging hanya membasmi nyamuk dewasa dan sama sekali tak menyentuh sarangnya. Padahal, sarang nyamuk merupakan sumber utama mewabahnya DBD. 

"Kalau sudah difogging dalam jangka waktu tiga hari saja nyamuk akan menetas kembali. Padahal, daya terbangnya hingga radius 100 meter dan menggigit dalam waktu pagi hingga sore hari," terangnya.

Oleh karena itu PSN perlu dilakukan pada musim penghujan dan pancaroba. Karena membebaskan Curah hujan dapat memperbanyak tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD. Meminta pengaruh luar biasa (KLB) pada saat musim penghujan.

"Masyarakat harus benar-benar mengerti bahwa merekayasa lingkungan sangat penting. Jadi jangan biarkan sampah berserakan begitu saja. Seperti plastik botol dan gelas air yang tertampung menjadi salah satu tempat bersarangnya nyamuk DBD," tutur mantan Direktur RSUD Kudungga Sangatta itu.

Pewarta: Wardi Kutim

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2019