Balikpapan (ANTARANews Kaltim) - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum tengah membangun proyek jalan Pan Borneo Highway sepanjang 3.000 km lebih.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Hermanto Dardak di Balikpapan,Jumat mengatakan, jalan tersebut menghubungkan keempat provinsi di Kalimantan-Indonesia, dengan Sabah dan Sarawak, dua negara bagian Malaysia di Kalimantan bagian utara, dan kerajaan kecil Brunei Darussalam yang diapit Sabah dan Sarawak di pantai utara Kalimantan.
"Tidak seluruhnya berupa bangunan jalanan yang baru. Sebagian besar berupa proyek peningkatan jalan," katanya.
Jalan yang ditingkatkan statusnya dalam proyek Pan Borneo Highway tersebut berupa jalan negara atau jalan provinsi yang lebarnya minimal 6 meter.
Oleh karena itu, lanjutnya, bila ada jalan yang belum selebar minimal 6 meter itu, maka akan dilebarkan.
"Beberapa jalan baru yang akan kita bangun antara lain adalah jalan menuju Simenggaris di Nunukan, Kalimantan Timur," kata Hermanto.
Simenggaris berada di perbatasan Indonesia dengan Sabah, Malaysia, hampir 1.000 km utara Samarinda, ibukota Kaltim.
"Biaya konstruksinya dari APBN dan bantuan luar negeri, biaya lain-lainnya ditanggung daerah. Dalam proyek ini, sudah jelas daerah membantu dalam pengadaan lahan," katanya.
Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum memasang standar Rp4 miliar untuk perbaikan seruas jalan sepanjang 1.000 meter. Untuk membangun jalan baru, diperlukan biaya antara Rp8 miliar -Rp10 miliar per kilometer.
Sebagai bagian dari proyek ini adalah pembangunan jembatan di Tayan, Kalimantan Barat, pembangunan Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur, proyek tol Balikpapan, Samarinda, Bontang, hingga Sangatta.
Jembatan di Tayan melintang di atas Sungai Kapuas dan dibangun sebanyak dua buah, jembatan di Pulau Balang sedang menuai banyak kontroversi sebab dibangun dengan melintasi kawasan konservasi dan secara perhitungan ekonomis juga justru membuat jarak lebih jauh.
Sementara proyek tol di Balikpapan sedang menghadapi kesulitan pembiayaan dan juga perizinan karena akan melintasi kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Wakil Menteri Pekerjaan Umum (Wamen PU) Hermanto Dardak di Balikpapan,Jumat mengatakan, jalan tersebut menghubungkan keempat provinsi di Kalimantan-Indonesia, dengan Sabah dan Sarawak, dua negara bagian Malaysia di Kalimantan bagian utara, dan kerajaan kecil Brunei Darussalam yang diapit Sabah dan Sarawak di pantai utara Kalimantan.
"Tidak seluruhnya berupa bangunan jalanan yang baru. Sebagian besar berupa proyek peningkatan jalan," katanya.
Jalan yang ditingkatkan statusnya dalam proyek Pan Borneo Highway tersebut berupa jalan negara atau jalan provinsi yang lebarnya minimal 6 meter.
Oleh karena itu, lanjutnya, bila ada jalan yang belum selebar minimal 6 meter itu, maka akan dilebarkan.
"Beberapa jalan baru yang akan kita bangun antara lain adalah jalan menuju Simenggaris di Nunukan, Kalimantan Timur," kata Hermanto.
Simenggaris berada di perbatasan Indonesia dengan Sabah, Malaysia, hampir 1.000 km utara Samarinda, ibukota Kaltim.
"Biaya konstruksinya dari APBN dan bantuan luar negeri, biaya lain-lainnya ditanggung daerah. Dalam proyek ini, sudah jelas daerah membantu dalam pengadaan lahan," katanya.
Saat ini, Kementerian Pekerjaan Umum memasang standar Rp4 miliar untuk perbaikan seruas jalan sepanjang 1.000 meter. Untuk membangun jalan baru, diperlukan biaya antara Rp8 miliar -Rp10 miliar per kilometer.
Sebagai bagian dari proyek ini adalah pembangunan jembatan di Tayan, Kalimantan Barat, pembangunan Jembatan Pulau Balang di Kalimantan Timur, proyek tol Balikpapan, Samarinda, Bontang, hingga Sangatta.
Jembatan di Tayan melintang di atas Sungai Kapuas dan dibangun sebanyak dua buah, jembatan di Pulau Balang sedang menuai banyak kontroversi sebab dibangun dengan melintasi kawasan konservasi dan secara perhitungan ekonomis juga justru membuat jarak lebih jauh.
Sementara proyek tol di Balikpapan sedang menghadapi kesulitan pembiayaan dan juga perizinan karena akan melintasi kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011