Penajam, (Antaranews Kaltim) -Legislator dari Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Syamsuddin Ali mendesak pemerintah kabupaten setempat segera melakukan pembebahan dan pembersihan saluran sekunder di wilayah Sebakung, Kecamatan Babulu.
    

"Saluran sekunder di wilayah Sebakung mulai tersumbat akibat menyempitnya saluran dan banyaknya rumput yang tumbuh liar," jelasnya ketika ditemui di Penajam, Selasa.
    
Para petani di wilayah Sebakung, Kecamatan Babulu lanjut Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut, kesulitan melakukan normalisasi karena saluran sekunder cukup panjang dengan lebar 10 meter.
    
"Dibutuhkan alat berat untuk melakukan pembenahan dan pembersihan saluran sekunder di wilayah Sebakung itu," ujar Syamsuddin Ali.
    
Akibat saluran sekunder di wilayah Sebakung yang menyempit dan ditumbuhi rumput liar tersebut menurut politisi Partai Bulan Bintang itu, banyak sawah petani yang kebanjiran saat hujan.
   
"Petani sudah menanam padi dan ketika hujan, air meluap karena saluran sekunder tidak mampu menampung sehingga tanaman padi tergenangi air," jelasnya.

Jika pembenahan dan pembersihan saluran sekunder tidak segera dilakukan, lahan persawahan di wilayah Sebakung terancam terkena banjir.

Syamsuddin Ali menyatakan, untuk melakukan pembenahan dan pembersihan saluran sekunder tersebut tidak perlu menunggu anggaran daerah, karena tinggal menurunkan alat berat milik Unit Pelaksana Teknis Pekerjaan Umum atau UPT PU Kecamatan Babulu.
     
Dia khawatir jika saluran sekunder tidak segera dibenahi dan dibersihkan, tanaman padi yang sudah mulai tumbuh akan mati karena terendam air.
    
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, tambah Syamsuddin Ali, harus segera melakukan normalisasi saluran sekunder di wilayah Sebakung, Kecamatan Babulu tersebut.

"UPT PU Kecamatan Babulu segera diturunkan, karena diperlukan alat berat untuk melakukan pembenahan dan pembersihan saluran sekunder itu," ucapnya.

Pewarta: Novi Abdi

Editor : Abdul Hakim Muhiddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018