Samarinda (Antaranews Kaltim) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim Atqo Mardiyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan III 2018, mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen jika dibanding? triwulan II tahun 2018.

Sementara, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Bumi Etam sepanjang triwulan I hingga triwulan III 2018, mencapai 1,79 persen.

"Pertumbuhan ini masih jauh di bawah pertumbuhan ekonomi kumulatif 2018, Kalimantan Timur yakni sebesar 3,13 persen," kata Atqo di Samarinda, Selasa. 

Menurutnya struktur perekonomian Kaltim masih sangat didominasi sektor pertambangan dan penggalian. 

"Kontribusi sektor tambang terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 45,93 persen, " katanya. 

Sementara itu, sektor yang menjadi andalan ekonomi Kaltim? masih terkontraksi minus 0,11 persen.

"Kinerja ekonomi Kaltim triwulan III 2018, dibanding tahun sebelumnya tumbuh sebesar 1,78 persen. Pertumbuhan ini didukung peningkatan hampir pada semua lapangan usaha. Kecuali lapangan usaha pertambangan dan penggalian," kata Atqo.

Membaiknya harga komoditas batubara di pasar dunia, plus melemahnya nilai tukar rupiah, tidak lantas membuat sektor pertambangan dan penggalian tumbuh positif.

Kendati demikian, menurut Atqo, kontraksi sektor pertambangan dan penggalian terus mengecil. 

"Bisa dilihat angka kontraksinya terus mengecil. Triwulan sebelumnya terkontraksi 0,24. Kini terus mengecil jadi 0,11," kata Atqo. 

Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi, kata Atqo, yang digunakan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), atas dasar harga konstan. Bukan PDRB atas dasar harga berlaku.

"Jadi, kalau kenaikan karena harga di pasar dunia naik, itu tak memengaruhi perhitungan pertumbuhan ekonomi. Yang digunakan untuk menghitung itu adalah produksi. Kalau produksinya meningkat, pertumbuhan ekonominya juga meningkat," urai Atqo.

Secara logika, kata dia, membaiknya harga batubara dan melemahnya nilai tukar rupiah, diikuti dengan menggenjot produksi.

"Kontraksi di sektor pertambangan dan penggalian yang terus mengecil, menandakan ada peningkatan produksi. Meskipun belum optimal membuat sektor ini keluar dari kontraksi pertumbuhannya," ujar Atqo.

Berdasarkan data BPS Kaltim, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha jasa lainnya sebesae 9,69 persen. Disusul sektor konstruksi sebesar 9,34 persen, serta sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 9,19 persen.(*)

 

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018