Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi terkait berupaya percepat keberhasilan Program "Three Ends" (tiga hal harus diakhir), yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, serta ketidakadilan akses ekonomi baggi perempuan. 

"Program Three Ends terus kami sosialisasikan dan melakukan berbagai hal seperti pelatihan usaha bagi perempuan dan lainnya," ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Halda Arsyad di Samarinda, Rabu.

Didampingi Sekretaris DKP3A Kaltim Zaina Yurda, ia melanjutkan bahwa dalam kurun dua tahun (2015-2017), berdasarkan data aplikasi pencatatan kekerasaan (Simfoni) DKP3A Kaltim, terjadi peningkatan kasus kekerasaan terhadap perempuan dan anak.

Untuk kekerasan pada perempuan dan anak sebesar 50,73 persen dengan perincian tahun 2016 sebanyak 388 kasus, kemudian pada 2017 sebanyak 761 kasus. Kekerasaan fisik, psikis dan seksual sering dialami perempuan dan anak Provinsi Kaltim.

 Sedangkan secara nasional, berdasarkan data Komnas Perempuan 2017-2018, banyak tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, yakni tahun 2018 terjadi peningkatan kasus kekerasan pada anak perempuan sebanyak 2.227 kasus. Kemudian angka kekerasaan terhadap istri sebanyak 5.167 kasus, kekerasaan dalam pacaran yang dialami perempuan sebanyak 1.873 kasus.

Di ranah personal, persentase tertinggi adalah fisik yang mencapai 41 persen atau 3.982 kasus, kekerasaan seksual 31 persen atau 2,979 kasus, kekerasaan psikis 15 persen atau 1.404 kasus, dan kekerasaan ekonomi 13 persen atau 1.244 kasus.

Kekerasaan seksual di ranah personal tahun ini, incest (pelaku orang terdekat yang masih memilki hubungan keluarga), merupakan kasus yang paling banyak dilaporkan hingga mencapai 1.210 kasus.

Kedua adalah kasus perkosaan sebanyak 619 kasus, kemudian persetubuhan atau eksploitasi seksual sebanyak 555 kasus. Dari total 1.210 kasus, sejumlah 266 kasus atau 22 persen dilaporkan ke polisi yang kemudian masuk proses penyidikan.

Atas fakta mash tingginya kasus tersebut, maka pihaknya terus melakukan berbagai langkah strategis, di antaranya dua hari lalu menggelar pelatihan bagi anggota Forum Partisipasi Publik Untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) se-Kaltim yang digelar di Samarinda. 

Menurutnya, Forum Puspa yang digalakkan sejak 2016 menjadi langkah awal penggalangan dukungan dari berbagai elemen masyarakat, dunia usaha, dan media untuk saling mempromosikan dan mengentaskan program Three Ends.

Kampanye Three Ends ditandai dengan pembacaan Deklarasi Yogyakarta tentang komitmen, sinergi, penguatan, penggalangan dan perluasan partisipasi publik untuk mengakhiri kekerasaan terhadap perempuan dan anak, perdagangan manusia, dan pemberdayaan ekonomi perempuan.

"Sinergitas dan kolaborasi dalam berbagai peran sesuai dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki masing-masing diharapkan dapat mempercepat program Three Ends yang diusung Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," ujarnya. (*)



 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018