Jakarta (Antaranews) - Pemain sepak bola kompetisi Liga 1 yang tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) melakukan aksi mogok bertanding pada pekan ke-24 sebagai bentuk protes terhadap kekerasan suporter yang mengakibatkan korban jiwa.

"Kami dari APPI dan mewakili klub Liga 1 sebagai bentuk belasungkawa atas insiden yang terjadi dan bentuk desakan kepada suporter, kami sepakat tidak bermain di pekan ke-24 (pekan ini) hingga tercapainya nota damai suporter," kata General Manager APPI Ponaryo Astaman di Jakarta, Selasa.

Apa yang dilakukan oleh APPI bukan tanpa alasan mengingat baru saja terjadi kekerasan suporter yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Suporter yang meninggal itu adalah Haringga Sirila. Ia meregang nyawa setelah dikeroyok oknum Bobotoh saat akan mendukung timnya, Persija Jakarta, saat menghadapi Persib Bandung.

Kasus kekerasan terhadap Haringga Sirila terjadi di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Minggu, 23/9. Puluhan Bobotoh dinilai terlibat. Namun, saat ini sudah ada 16 yang dimintai keterangan dan delapan diantaranya sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh aparat kepolisian.

Menurut Ponaryo, aksi yang dilakukan juga sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas sepak bola di Tanah Air. Untuk itu pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan stakeholder sepak bola Indonesia mulai PSSI, PT Liga Indonesia Baru dan klub.

"Pasti kita koordinasi dengan para stakeholder lain, terutama para pemain untuk memahamkan apa maksud dari gerakan ini. Kita sudah koordinasi dengan klub, kita beri pemahaman bahwa ini untuk kepentingan sepak bola nasional menyikapi kondisi yang terjadi saat ini, dan mereka responnya cukup positif," kata mantan pemain nasional itu.

"Meski berbeda-beda tapi secara garis besar responnya positif. Karena semua berpikir untuk sepak bola Indonesia," kata Ponaryo yang mengakhiri karir sepak bola profesionalnya di Borneo FC itu.

Kepergian Haringga sekaligus menambah panjang kasus gesekan suporter sepak bola Indonesia. Untuk rivalitas Persija dan Persib adalah korban yang ketujuh. Menurut data Save Our Soccer, ada 21 suporter meninggal dunia karena aksi pengeroyokan sejak 1995. (*)

Baca juga: Menpora minta kompetisi Liga 1 dihentikan dua pekan
Baca juga: Buntut suporter tewas, BOPI minta LIB-PSSI hentikan kompetisi nasional

Pewarta: Bayu Kuncahyo

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018