Penajam (Antaranews Kaltim) - Pembangunan fisik jembatan tol penghubung antara Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Kota Balikpapan di atas Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, ditargetkan mulai dikerjakan pada Oktober atau November 2018.
Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang saat dihubungi Antara, Minggu, mengatakan, proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan saat ini dalam proses lelang di Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT).
Ia memprediksi lelang investasi proyek pembangunan jembatan tol penghubung dari titik Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Melawai, Kota Balikpapan di BPJT tersebut berjalan sekitar dua bulan.
Saat ini, lanjut Nicko Herlambang, proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan memasuki tahap pengumuman untuk penjajakan proyek pembangunan jembatan tol penghubung itu (market sounding).
"Market sounding" untuk melakukan penjajakan minat investor mengikuti pelelangan menjadi pemodal dalam proyek pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan, sekaligus memberikan penjelasan atau memaparkan proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan itu kepada para pemegang modal.
Pada rapat kualifikasi, menurut Nicko Herlambang, pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan tersebut ditetapkan menggunakan material beton dan baja seperti jembatan di luar negeri.
Sedangkan menyangkut rincian biaya pembangunan jembatan tol penghubung itu, jelasnya diperkirakan lebih kurang Rp11,6 triliun atau berkurang dari sebelumnya yang mencapai lebih dari Rp12 triliun.
Pembangunan fisik jembatan penghubung di atas Teluk Balikpapan sepanjang 6 kilometer dengan lebar 33 meter yang merupakan ide atau gagasan mantan Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar dan Wakil Bupati Mustaqim MZ sejak 2014 tersebut, ditargetkan dimulai Oktober atau November 2018.
Nicko Herlambang mengatakan pengerjaan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan untuk mempermudah akses transportasi masyarakat itu diperkirakan rampung dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun.
Tim pemrakarsa sebagai inisiator pembangunan jembatan tol penghubung dengan ketinggian ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi tersebut sudah melebur menjadi satu dalam Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD.
Pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan itu dengan saham gabungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 20 persen, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara 15 persen, Pemerintah Kota Balikpapan lima persen, dan PT Waskita Karya sebesar 60 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang saat dihubungi Antara, Minggu, mengatakan, proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan saat ini dalam proses lelang di Badan Pengawas Jalan Tol (BPJT).
Ia memprediksi lelang investasi proyek pembangunan jembatan tol penghubung dari titik Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara menuju Melawai, Kota Balikpapan di BPJT tersebut berjalan sekitar dua bulan.
Saat ini, lanjut Nicko Herlambang, proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan memasuki tahap pengumuman untuk penjajakan proyek pembangunan jembatan tol penghubung itu (market sounding).
"Market sounding" untuk melakukan penjajakan minat investor mengikuti pelelangan menjadi pemodal dalam proyek pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan, sekaligus memberikan penjelasan atau memaparkan proyek pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan itu kepada para pemegang modal.
Pada rapat kualifikasi, menurut Nicko Herlambang, pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan tersebut ditetapkan menggunakan material beton dan baja seperti jembatan di luar negeri.
Sedangkan menyangkut rincian biaya pembangunan jembatan tol penghubung itu, jelasnya diperkirakan lebih kurang Rp11,6 triliun atau berkurang dari sebelumnya yang mencapai lebih dari Rp12 triliun.
Pembangunan fisik jembatan penghubung di atas Teluk Balikpapan sepanjang 6 kilometer dengan lebar 33 meter yang merupakan ide atau gagasan mantan Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar dan Wakil Bupati Mustaqim MZ sejak 2014 tersebut, ditargetkan dimulai Oktober atau November 2018.
Nicko Herlambang mengatakan pengerjaan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan untuk mempermudah akses transportasi masyarakat itu diperkirakan rampung dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun.
Tim pemrakarsa sebagai inisiator pembangunan jembatan tol penghubung dengan ketinggian ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi tersebut sudah melebur menjadi satu dalam Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD.
Pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan itu dengan saham gabungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur 20 persen, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara 15 persen, Pemerintah Kota Balikpapan lima persen, dan PT Waskita Karya sebesar 60 persen.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018