Samarinda (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui instansi teknis menggandeng banyak pihak dalam upaya melindungi anak, karena hingga kini masih ada anak yang putus sekolah, pekerja anak, dan hak lain anak yang masih terabaikan.

"Program yang kami lakukan antara lain kerja sama dengan mahasiswa dan masyarakat dalam pembuatan data Anak Putus Sekolah (APS),"ujar Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Halda Arsyad di Samarinda, Kamis.

Didampingi Zaina Yurda selaku Sekretaris DKP3A Kaltim, ia melanjutkan bahwa kerja sama ini merupakan salah satu bentuk dari pemerintah daerah dalam rangka perlindungan terhadap anak.

Upaya lain yang telah dan akan terus dilakukan adalah membentuk dan membina wadah Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dengan aktivis di kabupaten dan kota, termasuk menjadikan Forum Anak sebagai agen pelopor dan pelapor. 

Hal lain yang juga dilakukan adalah penyusunan modul pembinaan orang tua terhadap anak, kemudian pembinaan untuk kabupaten/kota agar menjadi daerah layak anak.

Bahkan pihaknya juga melakukan sinergi dengan lembaga, LSM, organisasi perangkat daerah (OPD), dunia usaha, media, dan pihak lain untuk melakukan perlindungan dan pembinaan terhadap anak.

Selain itu, dua hari lalu di Samarinda, pihaknya juga bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindunan Anak (PPPA) melaksanakan diskusi tematik dengan staf khusus menteri bertema Mengangkat Peran Mahasiswa dalam Perlindungan Anak.

Sesuai arahan Menteri PPPA Yohana Yembise yang dikenal dengan One Student Save One Family (OSSOF), ucap Zaina Yurda, kegiatan ini diarahkan melibatkan mahasiswa dalam upaya pemerintah melindungi keluarga, terutama bagi anak-anak Indonesia.   

"Hal ini menunjukkan begitu pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya perlindungan anak, termasuk mahasiswa yang merupakan sumber daya manusia potensial bagi bangsa," katanya. 

Ia berharap diskusi tematik ini dapat tersampaikannya sosialisasi tentang berbagai pengaruh negatif (bahaya laten) bagi anak, termasuk betapa pentingnya upaya perlindungan terhadap anak.

Dari diskusi ini diperoleh gambaran perspektif dari masing-masing pihak, kemudian diperolehnya rekomendasi sikap dan jaringan komunikasi mahasiswa untuk berperan aktif dalam perlindungana anak. (*)


 

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018