Samarinda (Antaranews Kaltim) - Industri makanan di Provinsi Kalimantan Timur pada triwulan I-2018 berhasil menarik investasi Penanaman Modal Asing (PMA) tertinggi dengan nilai 94,27 juta dolar AS, setara Rp1,27 triliun dengan catatan 1 dolar rata-rata sama dengan Rp13.500.
"Dari nilai investasi sebesar itu, maka lapangan usaha industri makanan memberikan kontribusi mencapai 48,50 persen dari total realisasi PMA triwulan I-2018," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Kamis.
Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di Kaltim adalah jasa lainnya yang sebesar 62,01 juta dolar AS, diikut subsektor pertambangan sebesar 32,32 juta dolar.
Secara keseluruhan, lanjutnya, terdapat 12 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA sampai dengan triwulan pertama tahun ini.
Ia juga mengatakan bahwa sampai dengan Maret 2018, secara keseluruhan realisasi PMA yang masuk ke Kaltim mencapai 194,37 juta dolar AS, atau setara dengan Rp2,6 triliun.
Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, maka distribusi tenaga kerja yang tinggi ada pada subsektor kehutanan yang sebanyak 3.082 orang, atau mencapai 44,89 persen dari jumlah tenaga kerja yang terserap melalui tambahan investasi PMA.
Usaha lain yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah subsektor industri makanan dengan andil serapan tenaga kerja mencapai 19,24 peren, atau sebanyak 1.321 orang tenaga kerja Indonesia.
"Jumlah proyek yang masuk dari nvestasi PMA di periode ini ada 91 paket dengan keterlibatan tenaga kerja sebanyak 6.878 orang, terdiri dari 6.866 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 12 tenaga kerja sing (TKA)," ucap Diddy.
Rincian dari 91 paket itu adalah pada sektor primer yang berupa tanaman pangan dan perkebunan ada 19 paaket, usaha peternakan tiga paket, kehutanan empat paket, dan lapangan usaha pertambangan ada 14 paket.
Sektor sekunder ada tujuh jenis usaha, yakni industri makanan ada sembilan paket, industri kayu satu paket, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi tiga paket, industri karet dan plastik satu paket, industri mineral nonlogam tiga pket, industri logam dasar, mesin dan elektronik dua paket, industri lainnya dua paket.
"Pada sektor tersier tercatat ada lima usaha, yakni listrik, gas, air ada lima paket, perdagangan dan reparasi tiga paket, hotel dan restoran tiga paket, perumahan, kawasaan industri, dan perkantoran dua paket, kemudian jasa lainnya ada 11 paket," kata Diddy.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Dari nilai investasi sebesar itu, maka lapangan usaha industri makanan memberikan kontribusi mencapai 48,50 persen dari total realisasi PMA triwulan I-2018," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Diddy Rusdiansyah di Samarinda, Kamis.
Subsektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar bagi investasi di Kaltim adalah jasa lainnya yang sebesar 62,01 juta dolar AS, diikut subsektor pertambangan sebesar 32,32 juta dolar.
Secara keseluruhan, lanjutnya, terdapat 12 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMA sampai dengan triwulan pertama tahun ini.
Ia juga mengatakan bahwa sampai dengan Maret 2018, secara keseluruhan realisasi PMA yang masuk ke Kaltim mencapai 194,37 juta dolar AS, atau setara dengan Rp2,6 triliun.
Dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, maka distribusi tenaga kerja yang tinggi ada pada subsektor kehutanan yang sebanyak 3.082 orang, atau mencapai 44,89 persen dari jumlah tenaga kerja yang terserap melalui tambahan investasi PMA.
Usaha lain yang juga menyerap banyak tenaga kerja adalah subsektor industri makanan dengan andil serapan tenaga kerja mencapai 19,24 peren, atau sebanyak 1.321 orang tenaga kerja Indonesia.
"Jumlah proyek yang masuk dari nvestasi PMA di periode ini ada 91 paket dengan keterlibatan tenaga kerja sebanyak 6.878 orang, terdiri dari 6.866 tenaga kerja Indonesia (TKI) dan 12 tenaga kerja sing (TKA)," ucap Diddy.
Rincian dari 91 paket itu adalah pada sektor primer yang berupa tanaman pangan dan perkebunan ada 19 paaket, usaha peternakan tiga paket, kehutanan empat paket, dan lapangan usaha pertambangan ada 14 paket.
Sektor sekunder ada tujuh jenis usaha, yakni industri makanan ada sembilan paket, industri kayu satu paket, industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi tiga paket, industri karet dan plastik satu paket, industri mineral nonlogam tiga pket, industri logam dasar, mesin dan elektronik dua paket, industri lainnya dua paket.
"Pada sektor tersier tercatat ada lima usaha, yakni listrik, gas, air ada lima paket, perdagangan dan reparasi tiga paket, hotel dan restoran tiga paket, perumahan, kawasaan industri, dan perkantoran dua paket, kemudian jasa lainnya ada 11 paket," kata Diddy.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018