Samarinda (Antaranews Kaltim) - PT Pertamina EP Asset 5 Field Sangasanga belum bisa memastikan berapa nilai kerugian akibat tangki pengumpul minyak mentah di kawasan itu yang terbakar akibat disambar petir, karena hingga saat ini masih dihitung nilai kerugiannya.
"Kerugian materi belum bisa kami ungkapkan karena masih dalam investigasi awal oleh tim yang mengevaluasi dari kejadian kebakaran tersebut," kata Dika Agus S, Assistant Manager Legal & Relation Asset 5 Field Sangasanga melalui rilisnya yang diterima Antara, Selasa.
Meski ada insiden tersebut, namun operasional Pertamina EP Sangasanga tetap berjalan normal seperti biasa, sambil membereskan beberapa material yang rusak akibat peristiwa itu.
Ia menuturkan bahwa salah satu tanki pengumpul minyak mentah H-4 di Sangasanga terbakar pada Senin (7/5) sekitar pukul 14.00 Wita dan sudah dipastikan penyebabnya adalah dari sambaran petir atau faktor alam.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa dan api berhasil dipadamkan 20 menit setelah terjadi sambaran petir dengan menggunakan foam (busa), kemudian dilanjutkan dengan pendinginan dengan cara menyemprotkan air ke badan tanki.
Ia menjelaskan bahwa tanki pengumpul minyak mentah H-4 yang terbakar itu terletak di Stasiun PPP. Setelah menerima laporan tanki terbakar, langsung ditindaklanjuti oleh Tim Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat (OPKD) dengan mengirim dua mobil pemadam api.
Dalam penanganan peristiwa itu, Pertamina juga mendapat bantuan pengamanan dari TNI dan kepolisian setempat.
Sebelum tangki minyak tersebut terbakar, kata Dika, kondisi cuaca memang kurang baik karena hujan disertai kilatan petir berkali-kali muncul.
Saat itu di Field 5 ada kegiatan pemompaan (loading) minyak mentah dari tanki pengumpul menuju kapal Barge. Sesuai standar operasional prosedur (SOP), kegiatan sudah dihentikan, tapi selang beberapa saat kemudian tanki tersambar petir.
Ia menjelaskan bahwa, tangki pengumpul minyak mentah di Sangasanga dalam keadaan laik karena sudah dilengkapi dengan dua penyalur petir dan telah dilakukan inspeksi terakhir pada November 2017 dengan hasil kondisi baik.
"Semua peralatan pendukung penanggulangan keadaan darurat di sekitar tangki pengumpul minyak mentah juga berjalan baik, sehingga penanganan pemadam bisa dilakukan dengan cepat," kata Dika. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Kerugian materi belum bisa kami ungkapkan karena masih dalam investigasi awal oleh tim yang mengevaluasi dari kejadian kebakaran tersebut," kata Dika Agus S, Assistant Manager Legal & Relation Asset 5 Field Sangasanga melalui rilisnya yang diterima Antara, Selasa.
Meski ada insiden tersebut, namun operasional Pertamina EP Sangasanga tetap berjalan normal seperti biasa, sambil membereskan beberapa material yang rusak akibat peristiwa itu.
Ia menuturkan bahwa salah satu tanki pengumpul minyak mentah H-4 di Sangasanga terbakar pada Senin (7/5) sekitar pukul 14.00 Wita dan sudah dipastikan penyebabnya adalah dari sambaran petir atau faktor alam.
Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa dan api berhasil dipadamkan 20 menit setelah terjadi sambaran petir dengan menggunakan foam (busa), kemudian dilanjutkan dengan pendinginan dengan cara menyemprotkan air ke badan tanki.
Ia menjelaskan bahwa tanki pengumpul minyak mentah H-4 yang terbakar itu terletak di Stasiun PPP. Setelah menerima laporan tanki terbakar, langsung ditindaklanjuti oleh Tim Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat (OPKD) dengan mengirim dua mobil pemadam api.
Dalam penanganan peristiwa itu, Pertamina juga mendapat bantuan pengamanan dari TNI dan kepolisian setempat.
Sebelum tangki minyak tersebut terbakar, kata Dika, kondisi cuaca memang kurang baik karena hujan disertai kilatan petir berkali-kali muncul.
Saat itu di Field 5 ada kegiatan pemompaan (loading) minyak mentah dari tanki pengumpul menuju kapal Barge. Sesuai standar operasional prosedur (SOP), kegiatan sudah dihentikan, tapi selang beberapa saat kemudian tanki tersambar petir.
Ia menjelaskan bahwa, tangki pengumpul minyak mentah di Sangasanga dalam keadaan laik karena sudah dilengkapi dengan dua penyalur petir dan telah dilakukan inspeksi terakhir pada November 2017 dengan hasil kondisi baik.
"Semua peralatan pendukung penanggulangan keadaan darurat di sekitar tangki pengumpul minyak mentah juga berjalan baik, sehingga penanganan pemadam bisa dilakukan dengan cepat," kata Dika. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018