Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Puluhan penumpang KM Wilis terpaksa menginap di Pelabuhan Samarinda, Kalimantam Timur, akibat kapal milik Pelni tersebut mengalami keterlambatan hingga 25 jam.
Dari pantauan hingga Sabtu dinihari, sejumlah penumpang terlihat tidur hingga di ruang tunggu pelabuhan bahkan beberapa orang diantaranya tidur di dermaga dengan menggunakan alas seadanya.
Beberapa baliita juga terlihat tidur di tempat terbuka tanpa menggunakan selimut maupun perlatan tidur yang memadai..
Bahkan, seorang bayi yang baru berusia tiga bulan tidur bersama ibunya di bawah tangga ruang tunggu yang menjadi tempat lalu-lalang para penumpang lain.
"Saya datang ke pelabuhan sejak Kamis malam sebab takut ketinggalan kapal karena jadwal keberangkatan sesuai yang tertera di tiket yakni Jumat pagi pukul 07. 00 Wita. Tapi sampai Sabtu dinihari kami belum mendapat kepastian mengenai kapan KM Wilis datang," ungkap seorang penumpang KM. Wilis tujuan Nusa Tenggara Barat (NTB), Adi Abdul Kadir ditemui di Pelabuhan Samarinda, Sabtu dinihari.
Tidak ada pemberitahuan dari pihak Pelni terkait keterlambatan kedatangan KM. Wilis tersebut, katanya.
"Kami hanya mendengar dari para penumpang lain bahwa kapal akan datang pada Jumat siang sekitar pukul 13. 00 Wita tapi sampai malam hingga Sabtu dinihari tidak ada penjelasan baik dari Pelni maupun petugas pelabuhan. Sudah dua hari saya terpaksa menginap di sekitar dermaga pelabuhan karena tidak ada keluarga di Samarinda," kata Adi Abdul Kadir yang mengaku berasal dari Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegera dan hendak pulang ke kampung halamannya di Bima, NTB.
Penumpang lainnya, Nurlina mengaku, para penumpang baru diberi makan pada Jumat malam sekitar pukul 21. 00 Wita.
"Tadi siang (Jumat) sempat terjadi keributan karena beberapa penumpang memprotes keterlambatan kapal itu kepada petugas. Namun keributan itu tidak sampai lama karena berhasil ditengahi polisi," katanya.
"Kami baru dibagikan makanan pada Jumat malam," ungkap Nurlina.
Staf operasional PT. Pelni Cabang Samarinda, Muhammad Aris, yang juga ditemui di Pelabuhan Samarinda, Sabtu dinihari mengaku, keterlambatan tersebut disebabkan adanya kerusakan mesin KM. Wilis.
"Kami baru saja menerima informasi dari awak KM. Wilis kalau kapal tersebut mengalami kendala `speed` atau kecepatan sehingga terlambat tiba di Samarinda dari jadwal yang direncanakan sebelumnya yakni pada Jumat pagi sekitar pukul 08. 00 Wita. Kami tidak menyampaikan informasi keterlambatan kedatangan KM. Wilis tersebut sebab sejak Jumat siang komunikasi dengan kapal tersebut terputus sehingga kami juga tidak mengetahui keterlambatan itu ," ungkap Muhammad Aris.
Namun kata dia, KM. Wilis dijadwalkan akan bersandar di Pelabuhan Samarinda Sabtu pagi sekitar pukul 08. 00 Wita," kata Muhammad Aris.
Pihak PT. Pelni kata di menjamin seluruh penumpang yang sempat terlantar tersebut akan diberangkatkan pada Sabtu pagi.
"Kami tidak akan memberangkatkan sebelum semua penumpang naik keatas kapal. Jadi, kami menjamin tidak akan ada penumpang yang tertinggal. Penumpang yang menginap di pelabuhan telah kami arahkan tidur di areal ruang tunggu dan kami juga telah membagikan makanan kepada mereka," ungkap Muhammad Aris. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Dari pantauan hingga Sabtu dinihari, sejumlah penumpang terlihat tidur hingga di ruang tunggu pelabuhan bahkan beberapa orang diantaranya tidur di dermaga dengan menggunakan alas seadanya.
Beberapa baliita juga terlihat tidur di tempat terbuka tanpa menggunakan selimut maupun perlatan tidur yang memadai..
Bahkan, seorang bayi yang baru berusia tiga bulan tidur bersama ibunya di bawah tangga ruang tunggu yang menjadi tempat lalu-lalang para penumpang lain.
"Saya datang ke pelabuhan sejak Kamis malam sebab takut ketinggalan kapal karena jadwal keberangkatan sesuai yang tertera di tiket yakni Jumat pagi pukul 07. 00 Wita. Tapi sampai Sabtu dinihari kami belum mendapat kepastian mengenai kapan KM Wilis datang," ungkap seorang penumpang KM. Wilis tujuan Nusa Tenggara Barat (NTB), Adi Abdul Kadir ditemui di Pelabuhan Samarinda, Sabtu dinihari.
Tidak ada pemberitahuan dari pihak Pelni terkait keterlambatan kedatangan KM. Wilis tersebut, katanya.
"Kami hanya mendengar dari para penumpang lain bahwa kapal akan datang pada Jumat siang sekitar pukul 13. 00 Wita tapi sampai malam hingga Sabtu dinihari tidak ada penjelasan baik dari Pelni maupun petugas pelabuhan. Sudah dua hari saya terpaksa menginap di sekitar dermaga pelabuhan karena tidak ada keluarga di Samarinda," kata Adi Abdul Kadir yang mengaku berasal dari Kecamatan Kota Bangun Kabupaten Kutai Kartanegera dan hendak pulang ke kampung halamannya di Bima, NTB.
Penumpang lainnya, Nurlina mengaku, para penumpang baru diberi makan pada Jumat malam sekitar pukul 21. 00 Wita.
"Tadi siang (Jumat) sempat terjadi keributan karena beberapa penumpang memprotes keterlambatan kapal itu kepada petugas. Namun keributan itu tidak sampai lama karena berhasil ditengahi polisi," katanya.
"Kami baru dibagikan makanan pada Jumat malam," ungkap Nurlina.
Staf operasional PT. Pelni Cabang Samarinda, Muhammad Aris, yang juga ditemui di Pelabuhan Samarinda, Sabtu dinihari mengaku, keterlambatan tersebut disebabkan adanya kerusakan mesin KM. Wilis.
"Kami baru saja menerima informasi dari awak KM. Wilis kalau kapal tersebut mengalami kendala `speed` atau kecepatan sehingga terlambat tiba di Samarinda dari jadwal yang direncanakan sebelumnya yakni pada Jumat pagi sekitar pukul 08. 00 Wita. Kami tidak menyampaikan informasi keterlambatan kedatangan KM. Wilis tersebut sebab sejak Jumat siang komunikasi dengan kapal tersebut terputus sehingga kami juga tidak mengetahui keterlambatan itu ," ungkap Muhammad Aris.
Namun kata dia, KM. Wilis dijadwalkan akan bersandar di Pelabuhan Samarinda Sabtu pagi sekitar pukul 08. 00 Wita," kata Muhammad Aris.
Pihak PT. Pelni kata di menjamin seluruh penumpang yang sempat terlantar tersebut akan diberangkatkan pada Sabtu pagi.
"Kami tidak akan memberangkatkan sebelum semua penumpang naik keatas kapal. Jadi, kami menjamin tidak akan ada penumpang yang tertinggal. Penumpang yang menginap di pelabuhan telah kami arahkan tidur di areal ruang tunggu dan kami juga telah membagikan makanan kepada mereka," ungkap Muhammad Aris. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011