Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Ledakan yang menyebabkan getaran yang diduga sebagai benda angkasa yang jatuh di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, ternyata sebuah bom.
Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, yang dihubungi dari Samarinda, Kamis, menyatakan, kepastian tersebut telah disampaikan oleh Wakil Asisten Pengamanan KSAL Laksamana Pertama TNI Agus Heriyana.
"Tadi siang (Kamis) Wakil Asisten Pengamanan KSAL Laksamana Pertama TNI Agus Heriyana telah menyampaikan bahwa ledakan disertai getaran tersebut berasal dari bom milik TNI Angkatan laut yang sedang melakukan latihan di wilayah perbatasan Indonesia," ungkap Hasan Basri.
TNI Angkatan Laut, kata Hasan Basri, telah melakukan latihan sejak 12 Oktober 2011.
"Latihan tersebut akan berakhir pada 22 Oktober 2011. Jadi, ledakan dan getaran yang awalnya diduga sebagai benda angkasa tersebut sudah dipastikan adalah bom latihan TNI Angkatan Laut yang juga melibatkan pasukan elit TNI AL," kata Hasan Basri.
Sebelumnya, warga Kabupaten Nunukan dikejutkan ledakan dan getaran yang diduga disebabkan oleh benda jatuh dari langit.
"Saya turut merasakan adanya getaran yang diduga ditimbulkan ledakan dari sebuah benda langit yang diperkirakan jatuh di kawasan pinggir pantai Tanah Merah Kecamatan Nunukan. Peristiwa tersebut dua kali terjadi yakni pada Selasa malam (18/10) sekitar pukul 21.00 Wita dan tadi Rabu pagi (19/10) sekitar pukul 04.00 Wita," ungkap Hasan Basri, pada Rabu malam.
"Ada seorang warga yang mengaku melihat kilatan cahaya sejajar dengan arah ledakan tersebut. Suara ledakan tersebut terdengar seperti dari dalam perut bumi sehingga ledakannya tidak besar namun getarannya terasa di seluruh Nunukan," katanya.
"Saya sempat merasakan getaran pada Selasa malam yang berlangsung sekitar satu hingga tiga detik. Getaran tersebut seperti gempa bumi namun tidak sampai menimbulkan kerusakan," kata Hasan Basri.
Pada daerah yang diduga asal ledakan itu, lanjut dia, sempat diberi garis polisi.
"Saat terjadinya ledakan dan getaran tersebut kondisi laut sedang pasang dan saat surut lokasi yang diduga asal ledakan langsung diberi garis polisi. Terdapat lubang berdiameter tiga meter di tempat itu," ungkap Hasan Basri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, yang dihubungi dari Samarinda, Kamis, menyatakan, kepastian tersebut telah disampaikan oleh Wakil Asisten Pengamanan KSAL Laksamana Pertama TNI Agus Heriyana.
"Tadi siang (Kamis) Wakil Asisten Pengamanan KSAL Laksamana Pertama TNI Agus Heriyana telah menyampaikan bahwa ledakan disertai getaran tersebut berasal dari bom milik TNI Angkatan laut yang sedang melakukan latihan di wilayah perbatasan Indonesia," ungkap Hasan Basri.
TNI Angkatan Laut, kata Hasan Basri, telah melakukan latihan sejak 12 Oktober 2011.
"Latihan tersebut akan berakhir pada 22 Oktober 2011. Jadi, ledakan dan getaran yang awalnya diduga sebagai benda angkasa tersebut sudah dipastikan adalah bom latihan TNI Angkatan Laut yang juga melibatkan pasukan elit TNI AL," kata Hasan Basri.
Sebelumnya, warga Kabupaten Nunukan dikejutkan ledakan dan getaran yang diduga disebabkan oleh benda jatuh dari langit.
"Saya turut merasakan adanya getaran yang diduga ditimbulkan ledakan dari sebuah benda langit yang diperkirakan jatuh di kawasan pinggir pantai Tanah Merah Kecamatan Nunukan. Peristiwa tersebut dua kali terjadi yakni pada Selasa malam (18/10) sekitar pukul 21.00 Wita dan tadi Rabu pagi (19/10) sekitar pukul 04.00 Wita," ungkap Hasan Basri, pada Rabu malam.
"Ada seorang warga yang mengaku melihat kilatan cahaya sejajar dengan arah ledakan tersebut. Suara ledakan tersebut terdengar seperti dari dalam perut bumi sehingga ledakannya tidak besar namun getarannya terasa di seluruh Nunukan," katanya.
"Saya sempat merasakan getaran pada Selasa malam yang berlangsung sekitar satu hingga tiga detik. Getaran tersebut seperti gempa bumi namun tidak sampai menimbulkan kerusakan," kata Hasan Basri.
Pada daerah yang diduga asal ledakan itu, lanjut dia, sempat diberi garis polisi.
"Saat terjadinya ledakan dan getaran tersebut kondisi laut sedang pasang dan saat surut lokasi yang diduga asal ledakan langsung diberi garis polisi. Terdapat lubang berdiameter tiga meter di tempat itu," ungkap Hasan Basri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011