Samarinda (Antaranews Kaltim) -  Pengurus provinsi Ikatan Olahraga Dance Sport Indonesia (IODI) Kalimantan Timur memperjuangkan olahraga dansa bisa masuk dalam program Training Camp (TC) Desentralisasi Mandiri KONI Kaltim.

Sekretaris Umum IODI Kaltim Luhur Wicaksono ketika ditemui wartawan di Samarinda, Selasa, mengatakan bahwa pada rapat internal KONI Kaltim sempat dibahas bahwa syarat cabang olahraga yang bisa masuk dalam TC Desentralisasi Mandiri yaitu cabang olahraga yang telah pasti dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua.

Dengan syarat tersebut, baru 38 cabang olahraga yang telah diakomodir oleh KONI Kaltim, di luar dari cabang olahraga dansa.

Pertimbangannya lanjut Luhur, karena cabang olahraga dansa dinilai belum ada kejelasan dipertandingkan di PON 2020 atau tidak.

`Jadi, saat kami ikut RAP kemarin disampaikan karena Dance Sport belum ada surat resmi dipertandingkan di PON, makanya belum diakomodir dan hanya 38 cabor saja yang memang sudah pasti dipertandingkan di PON Papua nanti," ujarnya.

Kendati demikian pihaknya tetap berjuang, mengingat sebelumnya KONI Pusat telah menerbitkan SK penetapan cabang olahraga PON 2020 dan dansa termasuk di dalamnya.

" Kami masih menyimpan SK dari KONI Pusat tentang pengesahan Dance Sport sebagai cabor yang dipertandingkan di PON 2020, SK itulah yang kami gunakan sebagai dasar," jelasnya.

Ia mengatakan saat ini pihaknya terus berkoordinasi denga KONI Kaltim sehingga Dance Sport bisa diakomodir ikit serta pada TC Desentralisasi Mandiri.

"Saat ini kami juga sudah ada data base atlet yang akan masuk TC mandiri, sebanyak 10 pasang. Kami berharap nantinya SK resminya itu bisa segera diterbitkan, yang jelas atlet saat ini tetap menjalani latihan rutin,` tutur Luhur. (*)

Pewarta: Arumanto

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018