Samariinda (Antaranews Kaltim) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur menilai bahwa inflasi pada Januari 2018 yang tercatat 0,32 persen merupakan angka yang terkendali karena berkat koordinasi antara pemerintah daerah dengan pihak terkait.
"Inflasi Kaltim yang tercatat 0,32 persen ini berada di bawah inflasi nasional baik secara bulanan maupun tahunan, yakni masing-masing sebesar 0,62 persen (mtm) dan 3,25 persen (yoy)," ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Kamis.
Secara umum, tingkat inflasi Kaltim 2017 yang relatif terkendali karena tidak lepas dari hasil koordinasi yang baik antara pemerintah daerah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan BI Kaltim, melalui pelaksanaan inspeksi dan penindakan (sidak) langsung ke pelaku usaha, terutama terkait meningkatnya harga komoditas ayam ras di tingkat peternak dan pedagang eceran.
Ke depan, BI bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus menjaga momentum tersebut, termasuk memastikan keseimbangan harga di pasar tradisional dengan membuat "price leader".
Hal lain yang dilakukan adalah memaksimalkan budidaya perikanan baik sungai maupun kolam masyarakat dalam memberikan pilihan konsumsi protein hewani bagi masyarakat, yakni dengan tujuan mengurangi ketergantungan terhadap produk ikan laut yang harga jualnya sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Ia juga mengatakan bahwa inflasi yang sebesar 0,32 persen pada Januari itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,02 persen (mtm).
Sementara itu, inflasi tahunan Kaltim pada Januari 2018 tercatat sebesar 2,41 persen (yoy), menurun dari 3,15 persen (yoy) pada Desember 2017.
Menurutnya, inflasi pada Januari umumnya disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,76 persen, kelompok sandang sebesar 0,41 persen, kelompok kesehatan 0,31 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,30 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,26 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,14 persen, namun kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi (turun) 1,04 persen.
"Adapun komoditas yang mempengaruhi inflasi di Samarinda antara lain beras, daging ayam ras, cabai rawit, sewa rumah dan minyak goreng. Sedangkan di Balikpapan inflasi didorong oleh kenaikan harga beras, tomat sayur, cabai rawit dan rokok kretek filter," kata Nur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
"Inflasi Kaltim yang tercatat 0,32 persen ini berada di bawah inflasi nasional baik secara bulanan maupun tahunan, yakni masing-masing sebesar 0,62 persen (mtm) dan 3,25 persen (yoy)," ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim Muhammad Nur di Samarinda, Kamis.
Secara umum, tingkat inflasi Kaltim 2017 yang relatif terkendali karena tidak lepas dari hasil koordinasi yang baik antara pemerintah daerah bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan BI Kaltim, melalui pelaksanaan inspeksi dan penindakan (sidak) langsung ke pelaku usaha, terutama terkait meningkatnya harga komoditas ayam ras di tingkat peternak dan pedagang eceran.
Ke depan, BI bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus menjaga momentum tersebut, termasuk memastikan keseimbangan harga di pasar tradisional dengan membuat "price leader".
Hal lain yang dilakukan adalah memaksimalkan budidaya perikanan baik sungai maupun kolam masyarakat dalam memberikan pilihan konsumsi protein hewani bagi masyarakat, yakni dengan tujuan mengurangi ketergantungan terhadap produk ikan laut yang harga jualnya sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Ia juga mengatakan bahwa inflasi yang sebesar 0,32 persen pada Januari itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,02 persen (mtm).
Sementara itu, inflasi tahunan Kaltim pada Januari 2018 tercatat sebesar 2,41 persen (yoy), menurun dari 3,15 persen (yoy) pada Desember 2017.
Menurutnya, inflasi pada Januari umumnya disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 1,76 persen, kelompok sandang sebesar 0,41 persen, kelompok kesehatan 0,31 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,30 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,26 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,14 persen, namun kelompok transportasi dan komunikasi mengalami deflasi (turun) 1,04 persen.
"Adapun komoditas yang mempengaruhi inflasi di Samarinda antara lain beras, daging ayam ras, cabai rawit, sewa rumah dan minyak goreng. Sedangkan di Balikpapan inflasi didorong oleh kenaikan harga beras, tomat sayur, cabai rawit dan rokok kretek filter," kata Nur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018