Long Pakaq (Antaranews Kaltim) -  Warga Kampung Long Pakaq, Kecamatan Long Pahangai, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, hingga kini belum mendapat layanan telekomunikasi nirkabel, karena wilayahnya masih "blank spot" atau belum ada sinyal, meskipun sudah berdiri menara telekomunikasi.

"Menara telekomunikasi ini berdiri persis di belakang kantor desa yang dibangun sejak dua tahun lalu, tapi anehnya hingga kini belum bisa difungsikan. Jadi saya minta Pak Jokowi memperhatikan kami yang ada di beranda negara ini," ujar petinggi Kampung Long Pakaq Yakobus Tingan ditemui Antara di kantor desanya, Kamis.

Menurut ia, tercukupinya sarana dan prasarana telekomunikasi sangat penting untuk perkembangan sekaligus kemajuan warga kampung, karena keberadaannya bisa mengetahui informasi dari luar yang berguna dalam pembangunan.

Misalnya, melalui telepon seluler, ia bisa menghubungi keluarga yang ada di Samarinda untuk mengetahui harga barang, sebagai syarat membuat perkiraan harga dalam perencanaan pembangunan yang dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam).

"Tahun 2017 kami gagal membeli motor pengangkut sampah karena salah memperkirakan harga. Kami tanya ke teman-teman di kampung terdekat, harga motor sampah sekitar Rp35 juta, jadi kami anggarkan Rp40 juta untuk antisipasi kenaikan. Setelah mau beli di Samarinda, ternyata harganya Rp45 juta, belum termasuk ongkos angkut, jadinya gagal," tuturnya.

Yakobus menganggap motor pengangkut sampah sangat penting karena selama ini warga masih membuang sampah ke Sungai Mahakam.

Padahal, sungai bukan tempat sampah mengingat banyak warga di hilir yang masih mengkonsumsi dan memanfaatkan air sungai.

Menurut ia, warga masih membuang sampah ke sungai karena tidak ada pilihan, sebagai akibat belum adanya kendaraan pengangkut sampah dari rumah warga ke tempat pembuangan akhir yang sudah disiapkan.

"Seandainya jaringan telekomunikasi seluler ini bisa dimanfaatkan, pasti kami bisa menanyakan pada teman dan keluarga di Samarinda untuk mengetahui harga dan motor sampah sudah terbeli, sehingga warga tidak membuang sampah ke sungai karena ada petugas yang siap mengangkutnya ke pembuangan akhir," tuturnya.

Ia juga mengatakan bahwa melalui Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam atau BUMDes) berencana membeli speedboat untuk angkutan umum, namun karena tidak adanya kepastian harga, maka keinginan itu dibatalkan.

"Warga di sini sangat perlu pelayanan komunikasi agar bisa menelepon anak-anak kami yang sekolah di Samarinda. Untuk itu, kami mohon Pak Jokowi melalui Kemenkominfo segera memfungsikan menara telekomunikasi ini, jika bisa, sekaligus dengan sambungan internetnya," ucap Tingan. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018