Long Bagun (Antaranews Kaltim) - Kampung Batu Majang di Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, berencana memproduksi air minum dalam kemasan dengan bahan baku dari air terjun setempat yang selama ini telah digunakan sebagai sumber air bersih bagi warga.

"Beberapa tahun lalu kami sudah memanfaatkan air terjun ini untuk didistribusikan ke rumah warga, sedangkan tahun ini akan dikembangkan pada skala ekonomi lebih luas, yakni air minum dalam kemasan," ujar Kepala Kampung Batu Majang Yosef Merang ditemui Antara di Long Bagun, Senin.

Rencana pemanfaatan air terjun dari pegunungan bebatuan tersebut, jelas Yosef, pembiayaannya sudah dimasukkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam) Batu Majang 2018, baik untuk pengadaan mesin maupun perlengkapannya.

Menurut ia, rencana ini sudah dimusyawarahkan dengan masyarakat dan pihak terkait, bahkan sudah mendapat persetujuan dari Badan Permusyawaratan Kampung (BPK), tokoh adat, dan masyarakat setempat.

Ia berharap dari pengembangan air bersih yang sumber dananya dari Alokasi Dana Desa Pemkab Mahakam Ulu dan dana desa pemerintah ini, ke depannya mampu meningkatkan perekonomian kampung karena dari kegiatan tersebut sebagian warga bisa terserap di lapangan kerja dan pendapatan kampung juga akan bertambah.

Sementara itu, Koordinator Tenaga Teknis Program Gerakan Pembangunan Masyarakat Adil dan Sejahtera (Gerbangmas) Mahulu Beny Arianto, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dalam rencana itu, ia sudah melakukan koordinasi dengan Kepala Kampung Batu Majang.

Beny juga mengatakan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, maka di kawasan air terjun perlu dilakukan pembatasan aktivitas dengan jarak tertentu agar areanya tidak diganggu dan tidak tercemar.

Langkah selanjutnya adalah meneliti kandungan air guna memastikan berapa persen kandungan mineral maupun kandungan lainnya yang layak untuk dikonsumsi.

"Dalam hal ini, tentu kami harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Mahulu, kemudian membawa sampel air ke laboratorium di Samarinda guna memastikan," katanya.

Setelah dilakukan uji lab atau penelitian melalui laboratorium dan jika hasilnya dinyatakan laik, langkah berikutnya adalah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendapatkan sertifikat halal.

"Hasil uji lab dan sertifikasi halal ini sangat diperlukan karena kami ingin produk unggulan dari Mahulu ini tidak hanya dijual di kabupaten setempat, tapi juga bisa dipasarkan ke luar daerah yang tentunya harganya juga harus diperhitungkan agar bisa bersaing dengan produk lain," ucapnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018