Samarinda (Antaranews Kaltim) - Gerakan Pemuda Ansor Provinsi Kalimantan Timur akan turut mengawal pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Kaltim 2018 agar berjalan aman, tertib dan damai dengan tetap mengedepankan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Ketua GP Ansor Kaltim M Fajri Alfarobi kepada wartawan di Seketariat PWNU Kaltim di Samarinda, Jumat, mengatakan bahwa lembaganya mengajak seluruh komponen yang terlibat pilgub, terutama pasangan calon dan juga tim sukses untuk menjaga situasi kondusif di Kaltim tetap terjaga saat berlangsungnya pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Perjalanan demokrasi di Kaltim sangat dinamis, namun demikian semua pihak harus sadar bahwa keutuhan bangsa dan negara adalah hal yang utama, meskipun semua orang punya sikap yang berbeda dalam politik," kata Robi.
Ia menegaskan bahwa GP Ansor Kaltim telah menyumbangkan sekitar 70 persen kadernya untuk terlibat dalam kepanitiaan pilkada, mulai sebagai komisioner KPU, Panwaslu, dan panitia di tingkat kecamatan.
"Untuk menjaga netralitas, kami telah menonaktifkan sebanyak 10.092 orang kader Ansor Kaltim yang terlibat pilgub dan kami berharap mereka bisa menjalankan amanah demokrasi ini dengan sebaik-baiknya," tegas Robi.
Ia juga mengucapkan selamat kepada empat pasangan bacagub-bacawagub yang telah mendaftarkan sebagai peserta Pilkada Kaltim, termasuk bacabup-bacawabup di Pilkada Panajam Paser Utara.
"Masyarakat Kaltim wajib bersyukur dengan munculnya kandidat-kandidat yang Insyaallah punya kualitas dan kredibilitas," tambahnya.
Kredibilitas dan kuantitas para pasangan calon inilah yang nantinya bakal diuji ketika masa kampanye dimulai pada 15 Februari mendatang.
Saat ini, tambah Robi, Kaltim sudah cukup kondusif dengan beragamnya suku, ras, dan agama yang hidup damai berdampingan.
Ia berharap kondisi tersebut tetap terjaga dalam proses demokrasi untuk memilih pemimpin baru yang berkualitas.
"Jangan sampai hanya karena perebutan kekuasaan, pasangan calon kemudian menggunakan beragam cara, termasuk kampanye-kampanye hitam. Kalau ada pasangan calon yang demikian, ini berarti mereka masih menggunakan politik primitif. Bagaimana bisa Kaltim akan maju, jika calon yang ingin memajukan Kaltim justru memakai cara-cara primitif," tegas Robi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018
Ketua GP Ansor Kaltim M Fajri Alfarobi kepada wartawan di Seketariat PWNU Kaltim di Samarinda, Jumat, mengatakan bahwa lembaganya mengajak seluruh komponen yang terlibat pilgub, terutama pasangan calon dan juga tim sukses untuk menjaga situasi kondusif di Kaltim tetap terjaga saat berlangsungnya pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Perjalanan demokrasi di Kaltim sangat dinamis, namun demikian semua pihak harus sadar bahwa keutuhan bangsa dan negara adalah hal yang utama, meskipun semua orang punya sikap yang berbeda dalam politik," kata Robi.
Ia menegaskan bahwa GP Ansor Kaltim telah menyumbangkan sekitar 70 persen kadernya untuk terlibat dalam kepanitiaan pilkada, mulai sebagai komisioner KPU, Panwaslu, dan panitia di tingkat kecamatan.
"Untuk menjaga netralitas, kami telah menonaktifkan sebanyak 10.092 orang kader Ansor Kaltim yang terlibat pilgub dan kami berharap mereka bisa menjalankan amanah demokrasi ini dengan sebaik-baiknya," tegas Robi.
Ia juga mengucapkan selamat kepada empat pasangan bacagub-bacawagub yang telah mendaftarkan sebagai peserta Pilkada Kaltim, termasuk bacabup-bacawabup di Pilkada Panajam Paser Utara.
"Masyarakat Kaltim wajib bersyukur dengan munculnya kandidat-kandidat yang Insyaallah punya kualitas dan kredibilitas," tambahnya.
Kredibilitas dan kuantitas para pasangan calon inilah yang nantinya bakal diuji ketika masa kampanye dimulai pada 15 Februari mendatang.
Saat ini, tambah Robi, Kaltim sudah cukup kondusif dengan beragamnya suku, ras, dan agama yang hidup damai berdampingan.
Ia berharap kondisi tersebut tetap terjaga dalam proses demokrasi untuk memilih pemimpin baru yang berkualitas.
"Jangan sampai hanya karena perebutan kekuasaan, pasangan calon kemudian menggunakan beragam cara, termasuk kampanye-kampanye hitam. Kalau ada pasangan calon yang demikian, ini berarti mereka masih menggunakan politik primitif. Bagaimana bisa Kaltim akan maju, jika calon yang ingin memajukan Kaltim justru memakai cara-cara primitif," tegas Robi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2018