Long Bagun (Antaranews Kaltim) -  Kecamatan Long Hubung di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, akan dijadikan sentra budidaya tanaman jagung dengan areal seluas minimal 110 hektare yang tersebar di 11 kampung.

"Saat pelatihan bagi pengelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam) beberapa hari lalu, camat menyatakan telah memiliki koneksi untuk pemasarannya, sehingga dana desa tahun 2018 akan digunakan untuk pengembangan tanaman jagung," ujar Pendamping Desa Tingkat Kecamatan Long Hubung Wahyu Hidayatullah di Long Bagun, Kamis.

Berdasarkan kesepakatan para petinggi kampung dengan camat Long Hubung, setiap kampung minimal menyiapkan lahan seluas 10 hektare.

Pada awalnya, lanjut Wahyu, keinginan menjadikan sentra tanaman jagung di Long Hubung itu berasal dari warga di beberapa kampung dan usulan ini kemudian diakomodasi untuk dimusyawarahkan guna menciptakan kawasan ekonomi antarkampung.

Melalui hasil musyawarah, 11 kampung di Long Hubung sepakat menjadikan kecamatan ini sebagai sentra tanaman jagung sehingga mudah memasarkan ke konsumen untuk skala industri setelah mampu mencukupi kebutuhan lokal.

Dalam industri, lanjutnya, jagung tersebut akan diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti tepung sebagai bahan makanan maupun pakan ternak, karena sudah dilakukan komunikasi dengan camat dan pihak terkait di Pemkab Mahakam Ulu terkait pemasarannya.

Untuk itu, tambah Wahyu, pada kisaran Februari 2018 para kelompok tani dari 11 kampung tersebut akan mengikuti pelatihan teknik penanaman, perawatan, hingga penanganan hama pada jagung, sehingga mereka memiliki solusi jika ditemukan masalah dalam perawatannya.

Dalam upaya pengembangan ekonomi lokal melalui tanaman jagung, penggunaan anggaran bisa diambilkan dari dua mata anggaran yang keduanya sudah masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBKam), yakni untuk pelatihan dari ADK dan untuk pengadaan bibit serta pupuk dari dana desa atau sebaliknya.

Dari hasil kesepakatan pula, lanjut Wahyu, pengelolaan pertanian tanaman pangan berupa jagung tersebut akan ditangani oleh BUMKam, sehingga bisa lebih profesional dan dampak ekonominya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Selain itu, akan bertambah pula pendapatan asli kampung yang masuk dalam APBKam, yakni dari hasil keuntungan BUMKam beberapa persen diantaranya masuk dalam APBKam sehingga secara perlahan pembangunan akan terus meningkat seiring bertambahnya pendapatan kampung.

"Untuk sementara, pengelolaannya akan ditangani BUMKam dulu sambil memantau perkembangannya. Jika ke depan ekonomi kawasan dalam satu kampung ini terus tumbuh sangat dimungkinkan pendirian badan usaha bersama antarkampung guna pengembangan ekonomi yang lebih luas. Kami harap rencana ini berhasil demi meningkatnya ekonomi warga," ucapnya. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Rahmad


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017