Bontang (ANTARA News Kaltim)- Potensi penyelewengan pupuk urea tinggi, yakni selama disparitas masih tajam antara pupuk bersubsidi dengan non subsidi (komersil). 

"Disparintas yang tinggi menjadi penyebab potensi penyimpangan masih tinggi. Pupuk urea bersubsidi yang kini harganya Rp1.600/kg, sementara urea komersil Rp4.500/kg," kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sumardjo Gatot Irianto, di Bontang, saat peluncuran urea berpewarna pink, baru-baru ini.             

Kebocoran terutama terjadi di lini tiga dan empat atau agen-agen pupuk subsidi di daerah.

Pupuk urea bersubsidi sendiri dialkokasikan untuk mendukung sektor pangan yang mencapai 5,1 Juta Ton.  Dituturkan Gatot hingga Oktober 2011 baru terserap 71 persen atau 3,57 juta ton.

"Hingga Oktober 2011 dari alokasi 5,1 juta ton urea bersubsidi baru terserap untuk kebutuhan sektor pangan baru 71 persen atau 3,57 juta ton," katanya.

Hal ini terungkap saat berlangsung konferensi pers sesaat setelah berlangsung laounching urea warna pink sebagai warna yang disepakati antara kelompok kerja pupuk Komisi IV dan PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) serta anak perusahaan anggota holding pupuk.

Anggota holding PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) diantaranya PT Pupuk Kaltim, PT Petro Kimia  Gersik, PT Pupuk Sriwidjadya, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Rekayasa Industri, PT Mega Eltra.

Tidak terserapnya urea bersubsidi ini bertentangan dengan fakta dilapangan pada masa-masa tanam, urea langka atau urea tidak tersedia dipasaran dan ini sering terjadi.

Menurut Gatot, Kebocoran tentu saja tidak bisa ditimpakan pada produsen pupuk karena pabrik sesuai target terus berproduksi dan distribusi sesuai rencana definitive kebutuhan kelompok (RDTK) yang mencapai 5,1 juta ton. 

Perembesan urea subsidi selama ini juga ditemukan hingga ke pasar ekspor. 

Namun dengan urea pink, penyimpangan antar sektor akan lebih mudah dipantau serta kepolisian punya kewenangan pengawasan dan penindakan ditingkat bawah.

Urea pink filosofinya merupakan bantuan langsung ke petani melalui harga pupuk yang disubsidi. 

"Warna pink atau warna kasmaran kepada petani ini diharapkan dapat mendorong petani lebih maslakat dan sejahtera sebagai upaya stake holder mewujudkan ketahanan pangan," pungkasnya.

Turut hadir dalam lounching urea ber pewarna ?Pink Cantik? atau Kasmaran berlokasi di Gudang dan Pengantongan Pabrik Pupuk Kaltim, Dirut PT Pusri (Persero) Arifin Tasrif, Walikota Bontang Adi Darma, Dirut PT Pupuk Kaltim Aas Asikin Idat, rombongan Komisi IV DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi IV E Herman Khaeron.(*)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011