Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Penerbangan ke Kota Tarakan, Kalimantan Timur, sempat terganggu akibat 'runway' atau landasan pacu Bandara Juwata amblas pada Kamis (13/10).

"Saya hendak berangkat ke Samarinda untuk mengikuti kegiatan dinas melalui penerbangan dari Tarakan ke Balikpapan namun terhambat akibat landasan pacu Bandara Juwata amblas. Pada tiket, jadwal penerbangan sekitar pukul 10.55 Wita namun pesawat Lion Air yang akan saya tumpangi ke Balikpapan baru berangkat pada Kamis petang (13/10) sekitar pukul 17.05 Wita," ungkap salah seorang penumpang maskapai Lion Air yang juga menjabat Kepala Sub Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Kabupaten Nunukan, Hasan Basri, di Samarinda, Jumat (14/10).

Amblasnya landas pacu Bandara Juwata Tarakan itu, kata dia, juga sempat membatalkan penerbangan Sriwijaya Air.

"Para penumpang Sriwijaya Air yang sudah memasukkan barangnya ke bagasi diminta kembali mengambilnya dan saya juga mendengar satu jadwal penerbangan pada Kamis sore dibatalkan," katanya.

"Bahkan pesawat Lion Air yang sempat saya tumpangi sudah sempat akan mendarat namun karena landas pacu amblas pesawat itu akhirnya kembali ke Balikpapan. Kami tidak tahu penyebabnya karena kami tidak bisa melihat langsung amblasnya landas pacu itu sebab posisinya berada di ujung landasan," katanya.

Walaupun sempat amblas, Bandara Juwata yang memiliki panjang landas pacu 2.250 meter dan lebar 45 meter, kata dia, tetap bisa didarati Susy Air dan KalStar.

"Pesawat kecil seperti Susy Air dan KalStar tetap terlihat bisa mendarat dan terbang tetapi pesawat besar terhenti hingga hampir satu hari," kata Hasan Basri.

Bandara terbesar di bagian Utara Kalimantan Timur tersebut memiliki aktivitas yang cukup tinggi untuk mengangkut penumpang ke beberapa kabupaten diantaranya, Kabupaten Nunukan, Malinau dan Bulungan dengan volume penumpang 1. 000 hingga 2. 500 per hari.

"Tidak ada pemberitahuan secara resmi kepada para penumpang terkait amblasnya landas pacu hingga menyebabkan tertundanya penerbangan hingga sembilan jam," ungkap Hasan Basri.   (*)

Pewarta:

Editor : Arief Mujayatno


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011