Balikpapan (ANTARA News - Kaltim) - Raditya Priamanaya Djan, kandidat ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), menjanjikan kepada setiap Badan Pimpinan Daerah (BPD) HIPMI mendapat satu unit toko di Lantai Dasar Blok A dan B di Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta.
"Kios atau toko di pusat grosir ini akan digunakan sebagai inkubator bisnis bagi teman-teman di daerah," papar Priamanaya di Balikpapan, sebelum tampil menyampaikan visi dan misi di depan para utusan DPD HIPMI se Kalimantan di Grand Jatra Hotel, Minggu (25/9).
Setiap BPD diberi masa selama setahun di Tanah Abang untuk mengembangkan bisnisnya. "Silakan teman-teman jadikan kios tersebut semacam outlet bagi produk-produk khas daerahnya," sambung Pria.
Pengelola Blok A dan B Pusat Grosir Tanah Abang, yang bukan kebetulan dikelola oleh Priamanaya Group, akan membebaskan BPD-BPD dari biaya sewa serta biaya service kios berukuran 2X3 meter tersebut. Pramanaya mengelola hingga 13.000 kios di blok tersebut.
Pusat Grosir Tanah Abang terkenal sebagai pusat grosir produk-produk garmen yang datang dari berbagai tempat di Indonesia dan dunia. Dari Tanah Abang juga produk-produk tersebut menyebar ke seluruh Indonesia dan ke berbagai negara lain.
"Perputaran uang di sini sangat cepat dan sangat besar. Sebagai indikasi, semua bank punya kantor cabang di Tanah Abang, dan omset satu bank kecil saja tidak kurang dari Rp100 juta per hari. Soal kios ini merupakan perwujudan program peningkatan usaha kecil dan menengah," katanya.
Priya melihat banyak peluang bisnis di daerah belum dimanfaatkan oleh para pengusaha lokal karena keterbatasan permodalan, jaringan, dan tempat usaha.
"Pengusaha daerah cenderung untuk jadi kontraktor saja, bukan pengusaha yang memproduksi barang dan jasa. Dengan demikian mereka jadi tergantung kepada APBD. Padahal banyak sekali peluang usaha di bidang perdagangan dan jasa yang bisa besar dari daerah," papar Priamanaya.
Sebab itu juga selintas dipaparkan program untuk permodalan bagi pengusaha kecil dan menengah.
Isu lain yang jadi bahan kampanye Priamanaya adalah soal energi. Menurut Pria, pihaknya tengah memperjuangkan mendirikan sejumlah pembangkit tenaga listrik bertenaga uap dengan bahan bakar batubara di Kalimantan.
"Kami berniat membangun power plant di mulut tambang, artinya pembangkit listrik yang pasokan batubaranya dijamin dari tambang di dekatnya," jelas Pria. Untuk itu menurut Pria pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak yang berkompeten.
"Tegasnya, Priamanaya akan berinvestasi di Kalimantan," tandas Kemas Al Farizi, mantan Ketua Umum BPD HIPMI Jambi yang jadi pendukung Pramanaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011
"Kios atau toko di pusat grosir ini akan digunakan sebagai inkubator bisnis bagi teman-teman di daerah," papar Priamanaya di Balikpapan, sebelum tampil menyampaikan visi dan misi di depan para utusan DPD HIPMI se Kalimantan di Grand Jatra Hotel, Minggu (25/9).
Setiap BPD diberi masa selama setahun di Tanah Abang untuk mengembangkan bisnisnya. "Silakan teman-teman jadikan kios tersebut semacam outlet bagi produk-produk khas daerahnya," sambung Pria.
Pengelola Blok A dan B Pusat Grosir Tanah Abang, yang bukan kebetulan dikelola oleh Priamanaya Group, akan membebaskan BPD-BPD dari biaya sewa serta biaya service kios berukuran 2X3 meter tersebut. Pramanaya mengelola hingga 13.000 kios di blok tersebut.
Pusat Grosir Tanah Abang terkenal sebagai pusat grosir produk-produk garmen yang datang dari berbagai tempat di Indonesia dan dunia. Dari Tanah Abang juga produk-produk tersebut menyebar ke seluruh Indonesia dan ke berbagai negara lain.
"Perputaran uang di sini sangat cepat dan sangat besar. Sebagai indikasi, semua bank punya kantor cabang di Tanah Abang, dan omset satu bank kecil saja tidak kurang dari Rp100 juta per hari. Soal kios ini merupakan perwujudan program peningkatan usaha kecil dan menengah," katanya.
Priya melihat banyak peluang bisnis di daerah belum dimanfaatkan oleh para pengusaha lokal karena keterbatasan permodalan, jaringan, dan tempat usaha.
"Pengusaha daerah cenderung untuk jadi kontraktor saja, bukan pengusaha yang memproduksi barang dan jasa. Dengan demikian mereka jadi tergantung kepada APBD. Padahal banyak sekali peluang usaha di bidang perdagangan dan jasa yang bisa besar dari daerah," papar Priamanaya.
Sebab itu juga selintas dipaparkan program untuk permodalan bagi pengusaha kecil dan menengah.
Isu lain yang jadi bahan kampanye Priamanaya adalah soal energi. Menurut Pria, pihaknya tengah memperjuangkan mendirikan sejumlah pembangkit tenaga listrik bertenaga uap dengan bahan bakar batubara di Kalimantan.
"Kami berniat membangun power plant di mulut tambang, artinya pembangkit listrik yang pasokan batubaranya dijamin dari tambang di dekatnya," jelas Pria. Untuk itu menurut Pria pihaknya sudah melakukan pembicaraan dengan sejumlah pihak yang berkompeten.
"Tegasnya, Priamanaya akan berinvestasi di Kalimantan," tandas Kemas Al Farizi, mantan Ketua Umum BPD HIPMI Jambi yang jadi pendukung Pramanaya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011