Samarinda (ANTARA News - Kaltim) - Sebuah tayangan kekerasan yang dilakukan sekelompok remaja putri wanita diduga pelajar beberapa SMP di Samarinda, Kaltim sempat terekam serta beredar melalui "Youtube" atau situs hiburan online serta telepon genggam.

Dilaporkan di Samarinda, Minggu bahwa dalam video berdurasi 53 detik itu memperlihatkan, lima remaja putri yang diperkirakan berusia 13 hingga 15 tahun mengelilingi seorang remaja putri lainnya.

Rekaman kekerasan yang diambil melalui telepon genggam itu mempertontonkan adegan penganiayaan yang dilakukan secara bergantian oleh  kelima remaja putri tersebut.

Para pelaku terlihat memukul, menendang bahkan ada yang menjambak rambut korban hingga remaja putri itu tersungkur di lantai areal sebuah pemakaman.

Pada adegan akhir rekaman itu, korban berhasil kabur saat kelima pelaku lengah namun masih terus dikejar oleh kelima pelaku.

"Aksi yang terekam melalui kamera telepon genggam itu diperkirakan berlangsung pekan lalu di komplek pemakaman warga Tionghoa di Jalan Gerilya Samarinda Utara. Salah seorang pelaku kemungkinan sengaja merekam aksi kekerasan itu hingga kemudian menyebar melalui 'youtube' serta telepon genggam," kata salah seorang warga Samarinda yang mengaku melihat tayangan itu, Adi.

Dari informasi yang beredar kata Adi, pengeroyokan yang dilakukan lima remaja putri tersebut merupakan buntut pengeroyokan yang dilakukan korban kepada salah satu dari lima pelaku.

"Sebelumnya, korban juga mengeroyok salah satu pelaku kemudian dibalas. Tapi, tidak diketahui apa motif pengeroyokan itu namun yang jelas saat adegan kekerasan itu berlangsung baik kelima pelaku mapun korban tidak menggunakan seragam sekolah. Tapi, menurut informasi semuanya masih merupakan pelajar SMP dari beberapa sekolah di Samarinda," kata Adi.

Kasus kekerasan yang sudah menyebar melalui "youtube" dan telepon genggam serta jejaring sosial lainnya itu sudah ditangani pihak Polresta Samarinda.

"Baik korban maupun pelaku telah kami mintai keterangan terkait kasus pengeroyokan itu," ungkap Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Komisaris Arif Budiman, membenarkan peristiwa pengeroyokan antarpelajar putri itu.

Selain memeriksa korban dan pelaku polisi juga telah menyita rekaman aksi kekerasan itu.

"Setelah orang tua mereka dipanggil akhirnya kedua belah pihak setuju masalah itu diselesaikan secara kekeluargaan. Pertimbangannya, mereka masih dibawah umur sehingga masalah ini tidak harus diproses secara hukum apalagi kedua belah pihak sudah sepakat berdamai," ungkap Arif Budiman. 

Pewarta:

Editor : Iskandar Zulkarnaen


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2011