Long Bagun, Mahakam Ulu (ANTARA Kaltim) -  Ribuan warga dari berbagai kampung atau desa yang tersebar di Kecamatan Long Bagun, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, berjubel memadati jalan dan pinggiran lamin untuk menyaksikan ritual adat Hudoq Kawit yang digelar di Lamin Adat Kampung Long Bagun Ulu, Selasa.

"Ritual adat Hudoq Kawit ini digelar karena kemarin kami sudah selesai menanam padi ladang. Jadi, ini merupakan upacara sakral untuk yang kuasa dengan harapan agar padi yang kami tanam menghasilkan panen bagus," ujar petinggi Kampung Long Bagun Ulu Petrus Higang Lasah kepada Antara.

Sedangkan kesakralan upacara dilakukan setelah menanam padi, dimaksudkan karena padi sebagai makanan pokok bagi masyarakat setempat dan dianggap tanaman yang bisa memberi kehidupan baik bagi manusia maupun binatang pemakan tumbuhan.

Hal itu dikatakan Petrus Higang ditemui setelah ikut menari Hudoq Kawit di halaman lamin setempat.

Dengan memakai pakaian Hudoq lengkap seperti baju dari daun pisang dan topeng Hudoq, Petrus Higang menari bersama puluhan warga lainnya baik laki-laki maupun perempuan, bahkan anak-anak.

Ritual ini digelar pada sore dan malam hari. Dalam kesempatan itu, tampak panitia dan petinggi kampung mempersilakan para penonton ikut menari.

Siapa saja yang ingin menari diminta mengikuti gerakan para penari, karena gerakannya tinggal mengikuti langkah penari sambil memutari titik yang sudah ditentukan.

Menurut Petrus, padi merupakan tanaman ciptaan sang penguasa yang mampu memberikan kehidupan, sehingga padi harus diperlakukan secara khusus sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan.

Untuk itu, lanjutnya, melalui ritual Hudoq Kawit guna mengundang ruh dari langit, maka ruh tersebut yang akan menjaga tanaman padi sampai berbuah dan memperoleh panen memuaskan.

"Topeng Hudoq yang kami pakai ini merupakan jelmaan ruh dari atas sana yang diperintahkan oleh nenek moyang kami. Ruh-ruh yang menjelma menjadi topeng inilah yang menjaga tanaman padi kami," ujarnya sambil tangannya menunjuk topeng kemudian menunjuk langit saat menjelaskan asal-usul topeng Hudoq.

Ia melanjutkan, setelah Hudoq Kawit ini, masih ada rangkaian upacara lain yang ditujukan sebagai perhatian untuk tanaman padi, yakni ketika padi sudah mulai berisi (emping), kemudian ritual lanjutan ketika setelah panen sebagai ucapan syukur atas panen yang berhasil.

Sementara Anam Sharoji, seorang warga Samarinda yang turut menikmati acara ritual di kampung tersebut, mengaku menikmati sajian budaya khas ini. Meski ia sudah beberapa kali menonton ritual serupa karena sering ke Mahakam Ulu, namun ia mengaku tidak bosan menonton. (*)

Pewarta: M.Ghofar

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Timur 2017